Nvidia Meroket Berkat AI, Intel dan AMD Ketar-ketir
Hide Ads

Nvidia Meroket Berkat AI, Intel dan AMD Ketar-ketir

Anggoro Suryo - detikInet
Jumat, 25 Agu 2023 16:30 WIB
Waspada! Hacker Sisipkan Malware di Driver GPU Nvidia
Foto: (Nvidia)
Jakarta -

Nvidia mencatatkan pemasukan yang sangat besar pada Q2 tahun fiskal 2024, yaitu mencapai USD 13,5 miliar atau sekitar Rp 206 triliun, yang membuat AMD dan Intel menjadi ketar-ketir.

Pemasukan sebesar ini adalah kenaikan 101% dibanding periode yang sama setahun sebelumnya. Mayoritas dari pemasukan ini, atau sekitar USD 10 miliar, berasal dari chip GPU kelas data center yang dipakai untuk sistem AI.

Peningkatan pemasukan dari sektor chip ini juga mencatatkan rekor baru, yaitu meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding kuartal sebelumnya, demikian dikutip detikINET dari CNBC, Jumat (25/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saking pedenya, Nvidia juga meyakini kalau pemasukan mereka pada kuartal ini akan melonjak 170% menjadi USD 16 miliar. Saham Nvidia pun sempat naik lebih dari 2%, padahal pasar saham kondisinya pada Kamis (24/8) sedang tak bagus.

Lalu bagaimana dengan nasib rival Nvidia seperti AMD dan Intel? AMD sampai saat ini masih tertinggal dalam hal chip grafis, sementara Intel masih belum bisa mengikuti tren teknologi yang paling kekinian.

ADVERTISEMENT

Saham AMD dan Intel masing-masing turun 7% dan 4% setelah Nvidia melaporkan pemasukannya pada Q2 tahun fiskal 2023.

Kondisi Nvidia yang di atas angin ini diperkirakan akan terjadi sampai beberapa waktu ke depan karena permintaan terhadap GPU untuk AI masih tetap tinggi pada tahun 2024 mendatang.

Kesuksesan Nvidia ini juga menandai adanya perubahan di pasar chip, yang kini mulai beralih ke chip untuk data center. Namun hal yang lebih penting adalah, komponen paling berpengaruh di data center bukan lagi sebuah prosesor atau CPU, terutama yang dibuat oleh AMD ataupun Intel, melainkan menjadi chip akselerator AI yang menjadi incaran banyak perusahaan.

"Pemasukan NVDA Data Center kini diperkirakan lebih dari dua kali lipat pemasukan gabungan INTC+AMD Data Center, memperlihatkan pentingnya akselerator untuk konsumen Data Center saat ini," kata Ross Seymore, analis Deutche, dalam notanya ke para investor.

AMD dan Intel bukan tanpa usaha untuk memasuki pasar AI, tapi mereka kesulitan dalam menggarap ranah ini. CEO Intel Pat Gelsinger mengakui kalau mereka masih melihat adanya kelemahan di semua segmen bisnisnya, termasuk karena banyak perusahaan cloud yang lebih tertarik mencari prosesor AI ketimbang prosesor Intel. GPU kelas atas Intel untuk data center seperti ini adalah Falcon Shores yang saat ini masih dibangun dan diprediksi baru dirilis pada 2025.

Sementara itu AMD sampai harus mengakuisisi perusahaan software AI asal Prancis bernama Mipsology demi menggarap AI. Mereka juga saat ini sedang mengembangkan software suite untuk developer AI. Software bernama ROCm tersebut diposisikan untuk bersaing dengan Nvidia CUDA.




(asj/asj)