Pembuat iPhone di Taiwan, Foxconn ingin beralih bikin mobil listrik. Ini adalah imbas dan antisipasi dari hubungan Tiongkok dan Taiwan yang terus memanas.
Perusahaan yang berbasis di Taiwan ini berulang kali mengutarakan niatnya untuk jadi pemasok global kendaraan listrik (EV). Mereka melihat ketegangan geopolitik antara Tiongkok dan Taiwan bisa berpengaruh kepada bisnis mereka. Sehingga, Foxconn harus memikirkan rencana cadangan andai bisnis utama mereka terganggu.
"Sebagai kepala eksekutif dan pebisnis, saya harus memikirkan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi," ujar bos Foxconn, Young Liu.
Dikutip dari Proactive investors, Senin (10/7/2023), Liu melihat pasar EV sebagai peluang besar bagi Foxconn, bisa membuat iPhone dan produk lain Apple, serta satu hal yang perlu ditelusuri apabila hubungan Tiongkok dan Taiwan terus memburuk.
"Alasan mengapa kami menyebutnya peluang besar bagi kami adalah karena dengan mobil konvensional, Anda memiliki mesin yang sebagian besar mekanis. Sedangkan EV, baterai dan motornya," ujar Liu.
Liu ingin menjauh dari produksi yang berbasis di Tiongkok, tempat dimana sebagian besar Foxconn menaruh asetnya. "Tidak masuk akal jika ingin membuat EV di satu tempat," kata Liu.
Pabrik dapat dibangun di Amerika Serikat, Thailand, Indonesia, atau India, lanjutnya, di tengah rencana raksasa teknologi yang menargetkan 5% pangsa pasar EV global di tahun-tahun mendatang.
Membahas rangkaian perdana EV milik Foxconn yang terus berkembang, Liu berkata jika perusahaan sudah sangat akrab dengan teknologi itu. Dia mengibaratkannya bagai 'iPhone besar'.
*Artikel ini ditulis oleh Mahendra Lavidavayastama peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Simak Video "Suka-Duka Pakai BYD Atto 3: Tonton Ini Sebelum Beli!"
(fay/fay)