Black Shark, pembuat HP gaming asal China, disebut melakukan PHK terhadap ratusan pegawainya sejak Agustus 2022 dan tak bisa membayar uang pesangon penuh.
Dilansir Scmp, Sabtu (13/1/2023), PHK tersebut dilakukan dalam beberapa tahap sejak Agustus 2022, dari jumlah pegawai mereka yang awalnya ada sekitar 1000 orang menjadi hanya 100 orang.
Tak cuma itu, Black Shark pun disebut tidak bisa menjalankan kewajiban untuk membayar uang pesangon secara penuh kepada para pegawainya yang terdampak. Perusahaan yang 46,4% sahamnya dimiliki Xiaomi ini disebut mengalami kesulitan keuangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laman Weibo pun dibanjiri komentar dari mantan pegawai Black Shark yang pesangonnya tak kunjung dibayarkan. "Tolong bayar uang pesangonnya. Saya butuh uangnya untuk Tahun Baru Imlek," tulis seorang netizen.
Bahkan postingan CEO Black Shark Harrison Luo yang hanya berbunyi "Selamat Pagi" pun dibanjiri oleh berbagai komentar negatif dari mantan pegawainya itu. Beberapa di antaranya mengeluhkan uang pesangon yang dibayarkan Black Shark hanya 2000 yuan (sekitar Rp 4,5 juta).
"Bagaimana saya bisa merayakan Tahun Baru Imlek dengan kompensasi yang hanya 2000 yuan? Apa yang harus saya katakan ke keluarga saya soal ini?" tulis seorang netizen di postingan Luo itu.
Menurut salah seorang pegawai Black Shark, pesangon yang belum dibayarkan itu nilainya sekitar 150 ribu yuan per orang. Dan lebih dari 100 mantan pegawai Black Shark sudah melaporkan hal tersebut ke badan yang berwenang di Pudong, Shanghai, China.
Kesulitan keuangan itu terjadi setelah Tencent membatalkan rencana akuisisi Black Shark yang sudah berhembus sejak Januari 2022. Namun Tencent kemudian mundur dari rencana akuisisi tersebut.
Awalnya Tencent mau mengakuisisi Black Shark untuk memperkuat pengembangan headset virtual realitynya untuk konten metaverse. Namun rencana tersebut tak bisa dieksekusi karena tak mendapat izin dari pemerintahan.
(asj/afr)