Brick, perusahaan fintech Indonesia penyedia Application Programming Interfaces (API) mengumumkan pendanaan yang diperolehnya dari modal ventura global sebesar USD 8,5 juta atau sekitar Rp 122 miliar.
Pendanaan ini bakal dipakai Brick untuk membangun open finance dan inklusi keuangan di Asia Tenggara dan memberdayakan generasi fintech selanjutnya melalui infrastruktur dengan biaya efektif dan mudah.
Pendanaan dipimpin oleh modal ventura global Flourish Ventures dan Antler serta diikuti oleh Trihill Capital (yang juga merupakan investor sebelumnya), Better Tomorrow Venture dan Rally Cap Ventures.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Brick tengah membangun infrastruktur fintech untuk perusahaan teknologi di Asia Tenggara dan kami senang melihat kepercayaan investor pada perkembangan startups Indonesia, khususnya sektor fintech, yang ditunjukkan melalui investasi ini," tutur Gavin Tan, Cofounder & CEO, dalam keterangan yang diterima detikINET.
"Pendanaan ini membantu kami untuk tumbuh dengan cepat, mengembangkan platform teknologi kami untuk menawarkan beragam produk baru, serta mendukung lebih banyak developer dan startups di Asia Tenggara untuk membangun layanan keuangan yang inklusif. Kami senang menyambut Flourish dan membangun hubungan yang lebih dalam dengan Antler," tambahnya.
Brick didirikan pada tahun 2020 oleh Gavin Tan dan Deepak Malhotra (CTO), dimana Gavin merupakan salah satu karyawan terawal Aspire dan. Deepak sebelumnya membangun neobank unicorn pertama untuk millenial di India sebagai co-founder dan CTO di Slice.
Ada ribuan developer di Indonesia yang sudah bekerja sama dengan Brick dan memiliki lebih dari 50 klien termasuk beberapa perusahaan fintech diantaranya Sinarmas Group dan Astra Financial. Brick telah mendukung lebih dari 13 juta panggilan API dan 1 juta konsumen setiap bulannya.
Brick membangun Application Programming Interfaces (APIs) untuk fintech dan perusahaan teknologi. API Brick memudahkan platform fintech untuk menawarkan jasa pembayaran, kredit, investasi dan asuransi kepada konsumen dengan menghubungkan platform mereka dengan sumber data yang bersifat hyper-local.
Penerapannya adalah, ketika konsumen ingin mengajukan pinjaman, teknologi Brick dapat menghubungkan platform dengan akun keuangan pengguna, atau mengumpulkan data dompet digital dan data ketenagakerjaan untuk membantu mempercepat proses pengajuan pinjaman.
Sejak enam bulan terakhir, Brick sudah memperluas produk API yang ditawarkan untuk melayani perusahaan teknologi di Indonesia dengan lebih baik lagi. Selain produk Brick Data API, kini Brick juga menawarkan Brick Verification dan Brick Payments.
Pengembangan produk API ini dapat melayani penggunaan yang lebih beragam dan mempermudah developer untuk membangun produk kelas-dunia hanya dengan 1 integrasi API. Contohnya, keseluruhan user journey dalam pengajuan pinjaman; mulai dari onboarding, underwriting sampai dengan pengiriman uang dapat di otomatisasikan dengan Brick Verification, Brick Data dan Brick Payments.
(asj/asj)