Harbolnas dan Optimisme Pemulihan Ekonomi
Hide Ads

Kolom Telematika

Harbolnas dan Optimisme Pemulihan Ekonomi

Ferry Kusnowo - detikInet
Jumat, 10 Des 2021 17:39 WIB
ilustrasi paket ecommerce
Ilustrasi. Foto: Shutterstock
Jakarta -

Setelah sekitar satu setengah tahun terpaku di rumah, aktivitas masyarakat dan bisnis kini mulai bergerak. Kondisi pandemi yang makin tertangani membawa angin segar dan optimisme.

Roda perekonomian yang sempat melambat, kini mulai hangat, salah satunya oleh semakin banyak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang masuk (onboarding) ke ranah digital yang membuka akses pasar dan berbagai peluang yang lebih luas.

Digitalisasi UMKM ini difasilitasi banyak pihak, mulai dari pemerintah, perusahaan teknologi, sektor keuangan dan perbankan, hingga platform perdagangan digital memungkinkan UMKM terus berkembang di tengah situasi ekonomi sekarang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu bagaimana ekonomi digital merespons bergeraknya kembali masyarakat? Ini adalah momen penting karena pelaku usaha perdagangan digital menunjukkan optimismenya.

Dalam riset Digital Commerce Index (DCCI) 2021 yang diluncurkan Lazada pada awal November lalu, 76 persen pedagang daring di Asia Tenggara optimis tentang prospek pertumbuhan meski kondisi ekonomi masih penuh tantangan. Angka ini naik dari indeks pada paruh pertama tahun ini, yang menunjuk angka 70 persen.

ADVERTISEMENT

Survei ini dilakukan terhadap 900 pelaku usaha perdagangan daring di Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam dan Thailand. 52 persen dari responden menyatakan bisnis mereka meningkat pada triwulan ketiga 2021.

Optimisme ini akan memberi dampak sangat positif bagi UMKM yang mulai masuk ke ekosistem digital. Lebih jauh, kabar baik ini perlu disebarluaskan untuk mendorong proses digitalisasi UMKM.

Sektor ini terbukti tangguh dan menjadi penyangga ekonomi rakyat selama pandemi karena tetap menyerap tenaga kerja dan menyediakan pendapatan bagi rakyat. Pemerintah sendiri menargetkan 30 juta UMKM dapat onboarding ke platform digital.

Kita harus ingat bahwa sekitar 97 persen tenaga kerja kita diserap oleh sektor UMKM. Artinya, mendorong UMKM sama dengan mendorong perekonomian nasional.

UMKM tulang punggung ekonomi Indonesia ada di halaman berikutnya...

UMKM sebagai Tulang Punggung Ekonomi
Para ekonom masih perlu menghitung efek pengganda (multiplier effect) dari bangkitnya sektor UMKM yang mengalami digitalisasi terhadap pemulihan ekonomi nasional.

Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menunjukkan, pada bulan Maret 2021, kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 61,07 persen atau senilai Rp 8.573,89 triliun. Ini mengindikasikan, digitalisasi UMKM seperti ombak-ombak kecil yang akan menjadi gelombang besar pada momentum yang tepat.

Dalam bisnis, memahami momentum atau menciptakan momentum sangat penting. Momentum pertumbuhan perdagangan digital harus dipelihara dengan menggalang dukungan semua pihak. Sektor perdagangan digital dapat berperan penting dalam pemulihan ekonomi nasional.

Peran penting tersebut tampak saat Presiden Joko Widodo membahas potensi perdagangan digital dalam Pidato Kenegaraan di hadapan Sidang Tahunan MPR, DPR, dan DPD pada 16 Agustus 2021. Dalam acara strategis tersebut, Presiden memproyeksikan nilai transaksi perdagangan digital Indonesia mencapai Rp 330,7 triliun sepanjang 2021. Nilai itu meningkat dibandingkan transaksi perdagangan digital di 2020 sebesar Rp 253 triliun.

Presiden menyatakan, perluasan akses pasar bagi produk-produk dalam negeri akan menjadi perhatian serius pemerintah. Oleh sebab itu, pemerintah terus mendorong pengembangan ekosistem ekonomi digital untuk meningkatkan produktivitas masyarakat.

Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) adalah salah satu momentum yang awalnya diciptakan dan dipelopori oleh para pelaku dan pemangku kepentingan perdagangan daring seperti Lazada. Tujuan utamanya tentu untuk memanjakan dan meningkatkan loyalitas para konsumen dan juga menggerakkan roda perekonomian.

Pada tahun ini, Harbolnas harus dioptimalkan untuk menggugah semakin banyak UMKM untuk masuk ke ekosistem digital. Selama pelaksanaan Harbolnas mereka dapat merasakan manfaat langsung perdagangan daring, yang mencakup akses pasar yang lebih luas, peluang kemitraan, kesempatan mendapatkan pembinaan, dan pastinya, peluang pendapatan yang melebihi hari biasanya.

Dengan masuk ke platform digital, UMKM juga dapat melakukan efisiensi dalam operasional mereka karena dukungan program pemasaran yang lebih efektif dan terukur sehingga keberadaan mereka makin terlihat oleh pasar dan konsumen potensial.

Dengan demikian, pelaku UMKM dapat fokus dalam memikirkan strategi bisnis mereka ke depannya. Selain itu, UMKM yang go-digital biasanya menjadi lebih bankable dan mengalami peningkatan inklusi keuangan karena didorong untuk membuka rekening bank dan terhubung dengan lembaga keuangan atau layanan pembayaran lain.

Inilah Harbolnas kedua selama pandemi, namun yang disuarakan adalah kabar baik dan optimisme bahwa sektor perdagangan daring dapat berperan menjadi salah satu mesin pendorong ekonomi nasional.

Harbolnas tahun ini juga perlu dimaknai sebagai apresiasi dan ucapan terima kasih kepada UMKM yang telah menjadi tulang punggung ekonomi nasional di tengah masa yang masih penuh tantangan ini.

Dengan semakin banyak UMKM yang masuk ke ekosistem digital, dan tentunya dengan fasilitasi banyak pihak termasuk pemerintah, kita akan memasuki 2022 dengan suasana optimistis bahwa ekonomi nasional akan segera pulih.

*Ferry Kusnowo adalah Executive Director di Lazada Indonesia

Halaman 3 dari 2
(asj/rns)
Berita Terkait