Membangun startup penuh risiko, tapi jangan takut gagal. Investor pun sudah paham kalau gagal adalah proses menuju sukses menjadi unicorn.
Chief Investment Officer BRI Ventures William Gozali mengatakan masa depan startup Indonesia cukup cerah meskipun pandemi COVID-19. Untuk Semester I 2021, sudah lebih dari 100 startup Indonesia menerima pendanaan dengan nilai kumulatif lebih dari 1 miliar dolar AS.
"Ekonomi digital di Asia Tenggara yang tumbuh double digit cuma Indonesia dan Vietnam. Bagi modal ventura ini sangat terbantu dengan program 1.000 Startup Digital karena Indonesia itu unik, banyak masalah yang khas Indonesia," kata William dalam keterangan pers virtual Ignition Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital, Sabtu (25/1/2021).
Dunia startup di Indonesia punya peluang di bidang education, agriculture, retail, transportation, healthcare (EARTH) ditambah ekonomi kreatif. Startup juga mengubah pola pikir untuk berani gagal dan investor berubah untuk melihat potensi tumbuh di masa depan, bukan sekadar kondisi startup saat ini saja. Aneka unicorn hari ini, dulunya juga startup yang tidak menyerah dengan kegagalan.
"Startup itu yang penting nggak usah pusing-pusing, yang penting bisa menjawab masalahnya dulu, baru nanti pikirkan skalanya. Kita (investor) berinvestasi untuk potensi, bukan kondisi saat ini. Kalau konsumen mau bayar, itu tanda startup Anda menjawab kebutuhan pasar," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Founder dan COO Xendit Tessa Wijaya mengatakan Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital adalah penting karena membangun startup berisiko tinggi dan banyak tantangan. Xendit pun baru-baru ini naik kelas menjadi unicorn. Ignition menurut Tessa, bisa jadi tempat orang belajar go digital dengan dukungan pemerintah.
"Teknologi adalah untuk semua orang dan mesti berani maju, tahan banting dan jangan gampang menyerah. Bikin produk yang baik dan bicara dengan konsumen. Dengan gagal akhirnya bisa ketemu produk baru yang bisa dijual," kata Tessa.
Simak Video "PLN Startup Day 2025: Jembatan Startup Wujudkan Energi Masa Depan"
(fay/hps)