Misteri Presiden Xi Jinping Hajar Raksasa Teknologinya Sendiri
Hide Ads

Misteri Presiden Xi Jinping Hajar Raksasa Teknologinya Sendiri

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 06 Agu 2021 06:13 WIB
In this photo released by Chinas Xinhua News Agency, Chinese President Xi Jinping speaks during an event to commemorate the 40th anniversary of the establishment of the Shenzhen Special Economic Zone in Shenzhen in southern Chinas Guangdong Province, Wednesday, Oct. 14, 2020. President Xi Jinping promised Wednesday new steps to back development of Chinas biggest tech center, Shenzhen, amid a feud with Washington that has disrupted access to U.S. technology and is fueling ambitions to create Chinese providers. (Zhang Ling/Xinhua via AP)
Presiden China Xi Jinping. Foto: Zhang Ling/Xinhua via AP
Jakarta -

Melesatnya ekonomi China banyak terbantu oleh kesuksesan para raksasa teknologi domestik. Akan tetapi belakangan, pemerintah China di bawah kepemimpinan presiden Xi Jinping malah seakan menghajar para perusahaan tersebut hingga membuat beberapa pihak bertanya-tanya.

Sektor teknologi mencakup hampir sepertiga ekonomi China. Namun semenjak dilakukan investigasi dan denda pada para perusahaan teknologi, total harga saham mereka terpangkas sekitar USD 1,2 triliun hanya dalam waktu 6 bulan.

Yang paling mengenaskan tentu Jack Ma. Tidak saja tak pernah lagi muncul, perusahaannya Ant Group dan Alibaba dibatasi ruang geraknya. Kemudian belum lama ini, aplikasi raksasa taksi online Didi dihapus dari toko online. Terakhir, saham Tencent terpangkas banyak setelah media pemerintah China Xinhua menyebut game online sebagai narkoba elektronik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasannya beberapa, seperti terlalu memonopoli, penyalahgunaan data, kesenjangan yang makin besar antara si kaya dan miskin, dan lain-lain. Namun ada juga yang berpendapat razia itu karena para pentolan teknologi terlalu populer, presiden Xi Jinping saja kalah.

"Xi Jinping mendominasi headline tentang kesuksesan China, nama dan wajahnya tapi tergantikan di tahun-tahun belakangan oleh pentolan teknologi, terutama Jack Ma," sebut Daily Mail yang dikutip detikINET.

ADVERTISEMENT

Teori lainnya adalah Beijing berupaya meminimalisir investasi dari barat. Terbaru, Didi yang baru saja IPO di New York malah aplikasinya kemudian dilarang beredar. Investasi asing mungkin dipandang berbahaya bagi keamanan nasional.

Teori berikutnya adalah Xi Jinping lebih ingin membesarkan sektor yang dapat berguna bagi kekuatan China, misalnya robotika dan semikonduktor untuk membuat chip. Chip adalah komponen kunci komputer, kendaraan, satelit sampai teknologi militer. China seperti diketahui, sedang giat membantun militernya agar semakin canggih.

"Meski Alibaba dan Tencent menurun valuasinya, dua manufaktur semikonduktor negara itu malah naik 20%. China ingin memberikan uang untuk menciptakan industri semikonduktor domestik dalam rangka mengakhiri ketergantungan pada impor," sebut Daily Mail.




(fyk/rns)