Media pemerintah China, Xinhua, mengkritik keras game online, bahkan menyebutnya sebagai narkoba elektronik. Hal itu membuat saham perusahaan game raksasa negara itu langsung anjlok.
Saham Tencent misalnya, turun sampai 11% ketika artikel di Xinhua dipubikasikan. Sang pendiri dan CEO, Pony Ma, pun hartanya mengalami penurunan sampai USD 3,2 miliar atau di kisaran Rp 45,8 triliun.
Dalam artikel itu, Xinhua menilai game online telah menimbulkan masalah bagi anak-anak muda seperti kecanduan dan bahkan menjulukinya sebagai narkoba online. "Beberapa pelajar menghabiskan sampai delapan jam setiap hari untuk memainkan game Honor of Kings dari Tencent," sebut mereka.
"Tak ada industri, olahraga, boleh diizinkan untuk berkembang dengan cara yang akan merusak seluruh generasi," tambah mereka seperti dikutip detikINET dari BBC, Rabu (4/8/2021).
Investor jelas khawatir pemerintah China akan memberlakukan regulasi yang lebih ketat pada perusahaan game online terutama Tencent sebagai pemain besar. "Kalimat di editorial Xinhua itu sangat negatif dan pasar menjadi sangat cemas terhadap potensi aksi regulasi," sebut Ke Yan dari DZT Research.
Setelah berita itu heboh, Tencent langsung berusaha menenangkan investor dan juga masyarakat. Mereka mengatakan akan meluncurkan beberapa upaya untuk membatasi jam main para gamer. Hal serupa akan diterapkan pada seluruh game mereka, tak hanya Honor of Kings.
Tencent sendiri memang sedang jadi sorotan pemerintah China, tak hanya soal video game online. Pada minggu lalu, saham Tencent juga anjlok lantaran otoritas China meminta mereka mengakhiri kesepakatan lisensi dengan label musik di berbagai negara. Langkah ini dilakukan karena Tencent terlalu menguasai industri musik online negara itu dengan market share 80%.
Baca juga: Misteri Jack Ma Sudah 'Menghilang' 10 Bulan |
Simak Video "Ustaz Gamer, Dakwah Sambil Live Mobile Legends"
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fay)