CEO Nvidia Jensen Huang menjanjikan akan mengeluarkan dana setidaknya USD 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun untuk membangun komputer super di Inggris.
Hal ini dilontarkan Huang saat berbicara di The Six Five Summit, yang menyebut dana tersebut hanyalah permulaan untuk membangun komputer super Cambridge-1. pada Oktober 2020 lalu mereka menyatakan akan mengeluarkan sekitar USD 55,6 juta untuk proyek tersebut.
Menurut Huang, Cambridge-1 akan jadi komputer paling kencang di Inggris, dan akan dipakai oleh para peneliti eksternal untuk berbagai keperluan, seperti riset kecerdasan buatan di industri kesehatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cambridge-1 pun akan menjadi salah satu komputer super paling kencang di dunia, dan diharapkan bisa mengakselerasi riset di biologi digital, genomics, dan quantum computing.
Untuk itu Nvidia berkolaborasi dengan AstraZeneca, salah satu pembuat vaksin COVID-19, untuk mempercepat penemuan obat baru dan menciptakan model AI untuk keperluan kesehatan, contohnya struktur kimia.
Arsitektur neural network berbasis transformer, yang baru tersedia selama beberapa tahun belakangan, membuat peneliti bisa menggunakan dataset sangat besar menggunakan metode latihan self-supervised. Jadi mereka tak perlu memberi label manual untuk setiap latihannya.
Menurut VP of healthcare di Nvidia Kimberli Powel, AstraZeneca, GSK, Guy, dan St Thomas NHS Foundation Trust, serta Oxford Nanopore Technologies, menggunakan komputer super untuk mengembangkan pengetahuan lebih dalam terhadap penyakit otak seperti dementia, menggunakan AI untuk mendesain obat baru, dan meningkatkan akurasi dalam penemuan penyakin yang diakibatkan oleh variasi di gen manusia.
Powell pun menyebutkan komputer super ini akan dimiliki dan dioperasikan oleh Nvidia, namun terbuka untuk digunakan oleh publik.
"Kami percaya ada kesempatan besar di area kesehatan. Kami sudah mengerjakan simulasi selama 15 tahun dan AI mengalami kecepatan perkembangan yang tinggi," ujar Powell.
Nvidia menepis anggapan investasi mereka ini ada hubungannya dengan usaha Nvidia untuk mengakuisisi ARM, yang saat ini tengah diinvestigasi terkait kemungkinan adanya monopoli jika akuisisi tersebut terjadi.
Namun menurut Powell, proyek komputer super ini tak ada hubungannya dengan proses akuisisi tersebut dan mereka sudah merencanakan komputer ini sejak lama, demikian dikutip detikINET dari Venture Beat, Jumat (9/7/2021).
(asj/asj)