Keanehan di Balik Jack Ma yang 'Dibuang' Xi Jinping
Hide Ads

Keanehan di Balik Jack Ma yang 'Dibuang' Xi Jinping

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 08 Jun 2021 17:45 WIB
Jack Ma menghilang dari pandangan publik. Sebelumnya pemilik Alibaba dan Ant Group itu mengkritik regulator China pada konferensi di Shanghai pada Oktober 2020.
Jack Ma. Foto: AP Photo
Jakarta -

Jack Ma tampaknya benar-benar disingkirkan. Ia hanya tiga kali muncul sejak Oktober, itu pun dua kali secara online. Perusahaannya Alibaba dan Ant Group diinvestigasi, Alibaba bahkan kena denda besar. Hal ini dianggap sebagai keanehan karena bisa merugikan pemerintah China dan juga sang presiden, Xi Jinping sendiri.

"Pendekatan keras itu bisa saja jadi senjata makan tuan untuk Beijing dengan mencengkeram semangat entrepreneur yang terbukti vital bagi melesatnya ekonomi negara itu," sebut CNN yang dikutip detikINET, Selasa (8/6/2021).

Tak hanya perusahaan Jack Ma, raksasa teknologi lain seperti Tencent atau PinDuoDuo diinvestigasi terkait dugaan monopoli atau melanggar hak konsumen. Presiden Xi Jinping ingin agar mereka tidak terlalu berkuasa. Tapi di sisi lain, lebih dari USD 600 miliar hilang dari nilai saham para raksasa teknologi China dalam beberapa bulan belakangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain Jack Ma yang seakan sudah menghilang, Zhang Yiming selaku pendiri Bytedance induk TikTok telah lengser dari posisi CEO, diduga karena tak ingin bernasib seperti Jack Ma. Sebelumnya, CEO Pinduoduo Colin Huang juga resign.

Situasi ini dianggap kurang kondusif. "Atmosfer yang menyelimuti lanskap teknologi China telah menjadi semakin toxic. (Pengunduran diri itu) adalah bukti bahwa ketakutan mengalahkan ambisi di tengah ancaman atau lebih buruk lagi hukuman bagi yang menantang sistem," cetus Alex Capri, pengamat di National University of Singapore.

ADVERTISEMENT

Padahal inovasi dengan menantang sistem dianggap memainkan peran kunci dalam transisi China dari negara miskin ke kaya. Kehilangan dinamika itu dan sosok seperti Jack Ma malah dapat membuat China kesulitan mencapai ambisi memimpin teknologi dunia di masa depan.

Akan tetapi mungkin itu sudah menjadi pilihan dan risiko yang mau diambil oleh Xi Jinping. "Salah satu faktor razia perusahaan teknologi dimotivasi keinginan untuk menurunkan risiko finansial, misalnya membatasi aktivitas Ant meminjamkan uang," kata Nicholas Lardy dari Peterson Institute for International Economics (PIIE).

"Namun alasan lain mungkin karena keinginan Xi untuk memutus sumber kekuasaan alternatif yang mungkin pada akhirnya nanti menantang dominasi pemerintah China," tambah dia tentang mengapa Jack Ma dan perusahaannya dikekang.




(fyk/fay)