Isu Merger Gojek-Tokopedia yang Bikin Heboh
Hide Ads

Round Up

Isu Merger Gojek-Tokopedia yang Bikin Heboh

Tim - detikInet
Rabu, 06 Jan 2021 06:14 WIB
gojek tokopedia merger
Foto: detikINET
Jakarta -

Kabar rencana merger Gojek dan Tokopedia membetot perhatian publik. Ada kritik dan dukungan terhadap mereka.

Dihimpun detikINET, Rabu (6/1/2021), inilah runutan isunya:

1. Pemberitaan Bloomberg

Isu merger ini pertama dihembuskan oleh Bloomberg, Selasa (5/1). Memberitakan memberitakan 2 raksasa startup Gojek dan Tokopedia berencana merger. Kedua pihak kabarnya telah menandatangani lembar persyaratan terperinci untuk melakukan uji tuntas bisnis masing-masing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kedua belah pihak melihat potensi sinergi dan ingin menutup kesepakatan secepat mungkin dalam beberapa bulan mendatang," ujar sumber yang menolak disebutkan namanya.

Jika sampai merger, akan ada valuasi gabungan mencapai Rp 250 triliun. Gojek dan Tokopedia akan menguasai lini bisnis yang sangat luas dari e-commerce sampai transportasi.

ADVERTISEMENT

2. Kabar macetnya merger Gojek-Grab

Bloomberg menyebutkan, Gojek dan Tokopedia telah mempertimbangkan merger sejak 2018. Baik Gojek maupun Tokopedia sudah memiliki investor yang sama, termasuk Google, Temasek Holdings Pte, dan Sequoia Capital India.

Rencana ini dipercepat karena mandegnya rencana merger lain antara Gojek dan Grab. CEO Grab Anthony Tan disebutkan menolak tekanan Masayoshi Son dari SoftBank Group Corp. untuk menyerahkan sebagian kendali dalam entitas gabungan dengan Gojek. Masayoshi kini mendukung rencana merger Gojek dan Tokopedia.

Dengan rencana merger dengan Tokopedia, Gojek tampak seperti menduakan Grab. Patut ditunggu kelanjutan kabarnya.

3. Gojek dan Tokopedia menolak berkomentar

Terhadap pemberitaan Bloomberg, Gojek dan Tokopedia kompak irit bicara. Menurut mereka itu baru sebatas rumor pasar.

"Kami tidak dapat memberikan komentar terhadap rumor dan spekulasi di pasar," kata Chief Corporate Affairs Gojek, Nila Marita, kepada detikINET

"Maaf sekali belum bisa berkomentar mengenai rumor pasar," kata VP Corcom Tokopedia, Nuraini Razak.

Halaman selanjutnya: Faktor orang kuat Jepang dan tanggapan publik...

4. Faktor Masayoshi Son

Ada campur tangan orang terkaya di Jepang di balik isu merger Gojek-Tokopedia. Dia adalah Masayoshi Son, CEO dan pendiri SoftBank Group Corp.

Dia disebut menjadi pendukung utama bergabungnya dua raksasa startup lokal tersebut. SoftBank Group Corp. tercatat sebagai pemegang saham di Gojek dan Tokopedia bersama sederet investor lain termasuk Google, Temasek Holdings Pte, dan Sequoia Capital India.

Masayoshi mendorong merger Gojek dan Grab, namun mandeg karena CEO dan co-founder Grab Anthony Tan menolak tekanan Masayoshi untuk menyerahkan sebagian kendali dalam entitas gabungan dengan Gojek. Masayoshi yang awalnya mendukung Anthony Tan, kabarnya kehilangan kesabaran. Dia kini mendukung merger antara Gojek dan Tokopedia yang didukung SoftBank.

5. Tanggapan pada isu merger Gojek-Tokopedia

Kabar yang menyebutkan Gojek akan merger dengan Tokopedia tampaknya disambut baik banyak pihak. Pengamat menilai, bergabungnya Gojek-Tokopedia bakal menjadi perkawinan serasi.

Menurut Direktur Eksekutif ICT Heru Sutadi, penggabungan ini cocok karena memperkuat posisi keduanya. Tokopedia akan menjadi next decacorn menyusul Gojek.

"Sehingga, baik Gojek maupun Tokopedia akan jadi pemain ride hailing dan e-commerce nomor satu di Indonesia. Dampaknya akan sangat menguntungkan bagi keduanya. Ibarat pernikahan, ini perkawinan yang sangat serasi," komentar Heru.

Jika dibandingkan dengan merger Gojek dan Grab, rencana itu punya risiko menimbulkan monopoli pasar di bidang ride hailing. Sedangkan merger Gojek dan Tokopedia bebas dari kondisi monopoli karena bisnis Gojek dan Tokopedia berbeda.

"Tapi kalau dengan Tokopedia, seperti ada diversifikasi usaha," simpulnya.

Dampak negatifnya menurut Heru adalah konglomerasi lewat merger ini akan semakin menyulitkan pemain baru untuk masuk di sektor ride hailing atau e-commerce.