Kalau Gojek-Tokopedia Merger, Apa Dampak Negatifnya?
Hide Ads

Kalau Gojek-Tokopedia Merger, Apa Dampak Negatifnya?

Rachmatunnisa - detikInet
Selasa, 05 Jan 2021 17:51 WIB
gojek tokopedia merger
Kalau Gojek-Tokopedia Merger Adakah Dampak Negatifnya? Foto: detikINET
Jakarta -

Jika Gojek merger dengan Tokopedia, penggabungan ini dinilai cocok karena memperkuat posisi keduanya dalam bisnis digital di Indonesia. Adakah dampak negatifnya?

"Kalau istilah dalam dunia digital, penggabungan ini makin memperkuat menjadi super apps. Dalam bisnis umum disebut konglomerasi. Memang harus diwaspadai dampak negatifnya," kata pengamat dan Direktur Eksekutif ICT Heru Sutadi kepada detikINET, Selasa (5/1/2021).

"Dampak negatifnya pemain baru di sektor ride hailing dan e-commerce akan sulit masuk. Konglomerasi juga akan sulit diatur oleh negara karena penguasaan hulu ke hilir misalnya," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikatakan Heru, strategi ini tampaknya mengikuti langkah yang dilakukan perusahaan seperti Alibaba serta raksasa digital lainnya seperti Alphabet induk perusahaan Google, dan Facebook.

Mengenai pendapat bahwa merger akan memunculkan monopoli pasar, dalam kasus Gojek-Tokopedia, Heru tidak sependapat. Hal itu karena menurutnya, bisnis Gojek dan Tokopedia berbeda.

ADVERTISEMENT

"Monopoli kan jika beberapa pemain pada pasar yang sama bergabung dan menguasai pasar. Tapi ini dua pemain dengan pasar yang berbeda sebenarnya," ujarnya.

Tampaknya hal ini pula salah satunya yang membuat perkawinan Gojek dengan Tokopedia lebih memungkinkan dibandingkan dengan Grab. Sebelumnya, Gojek-Grab dikabarkan akan merger namun pembicaraan kesepakatan di antara keduanya menemui jalan buntu terkendala banyak hal.

"Kita nggak tahu status rencana dengan Grab, tapi antara Gojek dan Grab bisnisnya sama. Kalau merger, memang bisnis yang sama itu akan makin besar. Tapi kalau dengan Tokopedia, seperti ada diversifikasi usaha," simpulnya.

Sebelumnya diberitakan, Gojek dikabarkan sedang dalam pembicaraan terkait kemungkinan melakukan merger dengan Tokopedia. Jika benar, kesepakatan itu akan menggabungkan dua startup paling bernilai di Indonesia.

Dikutip dari laporan Bloomberg, dua raksasa startup ini kabarnya telah menandatangani lembar persyaratan terperinci untuk melakukan uji tuntas bisnis masing-masing.

"Kedua belah pihak melihat potensi sinergi dan ingin menutup kesepakatan secepat mungkin dalam beberapa bulan mendatang," ujar sumber yang menolak disebutkan namanya.

Bergabungnya dua entitas ini diprediksi akan menciptakan valuasi gabungan keduanya menjadi USD 18 miliar atau sekitar Rp 250 triliun. Bisnis keduanya akan sangat luas, berkisar dari pemesanan kendaraan, pembayaran, hingga belanja, dan pengiriman online.




(rns/fay)