Kabar yang menyebutkan Gojek akan merger dengan Tokopedia tampaknya disambut baik banyak pihak. Pengamat menilai, bergabungnya Gojek-Tokopedia bakal menjadi perkawinan serasi.
Pendapat ini disampaikan Direktur Eksekutif ICT Heru Sutadi. Dia mengatakan, memang tampaknya ada upaya beberapa pemain utama digital di Indonesia untuk bergabung.
Baca juga: Gojek dan Tokopedia Mau Merger? |
"Seperti Gojek dan Tokopedia, pendekatan sudah dari 2018. Meski uji tuntas selesai dilakukan namun perjalanan masih agak panjang dan berliku karena biasanya akan dilanjutkan perjanjian bersyarat dan kemudian perjanjian penggabungan final keduanya," ujarnya saat dihubungi detikINET, Selasa (5/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Heru pun setuju bahwa kalau benar penggabungan ini terjadi, maka ini akan menjadi merger yang besar karena nilainya mencapai USD 18 miliar atau setara Rp 252 triliun.
Disebutkannya, berdasarkan analisis, penggabungan ini cocok karena memperkuat ekosistem kedua perusahaan dan ujung-ujungnya makin mengukuhkan posisi keduanya dalam bisnis digital di Indonesia, di mana Tokopedia akan menjadi next decacorn menyusul Gojek.
"Sehingga, baik Gojek maupun Tokopedia akan jadi pemain ride hailing dan e-commerce nomor satu di Indonesia. Dampaknya akan sangat menguntungkan bagi keduanya. Ibarat pernikahan, ini perkawinan yang sangat serasi," komentar Heru.
Menurutnya, penggabungan akan memperkuat ekosistem dan portfolio bisnis di mana bisnisnya akan mencakup layanan ride-hailing dan turunan bisnisnya serta pembayaran online dan e-commerce.
"Untuk finansial sebenarnya lebih pada para founder dan share holder saja. Untuk layanan memang ekosistem akan makin kuat dan pengguna bisa masuk ke salah satu platform untuk mendapat semua layanan digital mereka," urai Heru.
Sedangkan bagi ekonomi digital nasional, menurutnya yang penting adalah kontribusi keduanya dalam membuka lapangan kerja, perpajakan, mempertemukan penjual dan pembeli, penyedia layanan, dan pengguna layanan.
"Dengan demikian, diharapkan pergerakan ekonomi digital nasional pada 2025 mencapai USD 200 miliar bisa tercapai," tutupnya.
(rns/fay)