Produksi Smartphone hingga Laptop Terancam Pasokan Chip yang Seret
Hide Ads

Produksi Smartphone hingga Laptop Terancam Pasokan Chip yang Seret

Rachmatunnisa - detikInet
Senin, 21 Des 2020 21:45 WIB
Ilustrasi Smartphone
Produksi Smartphone hingga Laptop Terancam Pasokan Chip yang Seret. (Foto: Julian Chokkattu/Digital Trends)
Jakarta -

Para pembuat perangkat elektronik mulai dari smartphone, TV, mobil, hingga laptop, sedang mewaspadai ancaman kekurangan pasokan chip. Seretnya pasokan chip secara global ini menyebabkan penundaan produksi perangkat mereka.

Di balik masalah ini, ada beberapa penyebab, antara lain pembelian secara massal oleh Huawei yang terkena sanksi AS, kebakaran di salah satu pabrik chip di Jepang, kebijakan lockdown karena pandemi virus Corona di Asia Tenggara, dan pemogokan di Prancis.

Namun, yang lebih mendasar dari masalah ini adalah kurangnya investasi di pabrik manufaktur chip 8 inch yang sebagian besar dimiliki oleh perusahaan-perusahaan Asia. Itu artinya, mereka berupaya meningkatkan produksi karena permintaan untuk ponsel, laptop, dan perangkat mobile 5G meningkat lebih cepat dari yang diprediksi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seluruh industri elektronik telah mengalami kekurangan komponen," kata Donny Zhang, CEO perusahaan outsource perakitan Sand and Wave yang berbasis di Shenzhen, China, dikutip dari Reuters, Senin (21/12/2020).

Dia mengatakan Sand and Wave sendiri terpaksa menghadapi penundaan untuk mendapat pasokan unit mikrokontroler, komponen kunci dari headphone pintar, produk yang saat ini sedang dikerjakan perusahaannya.

ADVERTISEMENT

"Kami awalnya berencana menyelesaikan produksi dalam satu bulan, tapi sekarang sepertinya kami harus menyelesaikannya dalam dua bulan," ujarnya.

Selain Sand and Wave, salah satu perusahaan pemasok komponen di Jepang mengatakan kekurangan chip untuk WiFi dan Bluetooth, dan sudah mempersiapkan diri akan mengalami penundaan produksi hingga lebih dari 10 minggu.

Tak hanya itu, industri otomotif di China yang sudah lebih dulu mewanti-wanti akan masalah ini sejak bulan lalu, berupaya mengantisipasi akan dampaknya terhadap sejumlah produsen mobil China yang akan terdampak di kuartal pertama tahun depan.




(rns/fay)