Pertumbuhan Data Center Asia Tenggara Dinilai Paling Pesat
Hide Ads

Pertumbuhan Data Center Asia Tenggara Dinilai Paling Pesat

Fitraya Ramadhanny - detikInet
Selasa, 27 Okt 2020 20:30 WIB
Data Center Lulea
Ilustrasi data center (Foto: Facebook)
Jakarta -

Data center akan jadi kebutuhan tak terpisahkan di Asia Tenggara. Teknologi berkelanjutan akan jadi kuncinya.

Digital Realty merilis hasil riset 'The Future of Data Centers in the Face of Climate Change'. Dalam survei kepada 200 pakar di Singapura, Malaysia dan Indonesia dari Mei-Juli 2020, 96% responden mengatakan data center makin dibutuhkan saat pandemi Corona.

Temuan ini sejalan dengan Data Gravity Indexβ„’. Ledakan data di perusahaan-perusahaan akan meningkat lebih dari dua kali lipat setiap tahun dari 2020-2024. Asia Pasifik diperkirakan akan menghasilkan pertumbuhan tercepat dan Singapura jadi pasar yang tumbuh paling pesat dari 21 kota yang dianalisa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Asia Tenggara telah muncul sebagai kawasan yang paling banyak diburu, dengan Singapura menguasai sekitar 60% dari total pasokan data center di kawasan tersebut," kata Managing Director Asia Pacific Digital Realty, Mark Smith, dalam pernyataannya, Selasa (27/10/2020).

Di luar Singapura, Indonesia menurutnya memiliki daya tarik sebagai destinasi investasi data center. Menurut penelitian Digital Realty dan Eco-Business, responden menyoroti kurangnya kesadaran menjaga lingkungan (71%), kurangnya investasi (65%) dan kurangnya kerjasama dari pemangku kepentingan (61%) sebagai tantangan utama data center berkelanjutan.

ADVERTISEMENT

Laporan ini menyoroti iklim tropis Asia Tenggara sebagai tantangan pasar data center. Singapura memiliki hambatan lain yakni luas areal yang terbatas. Kebutuhan proses pendinginan (cooling) merupakan 35%-40% total kebutuhan energi data center. Teknologi dan proses pendinginan yang hemat energi merupakan peluang besar bagi operator data center untuk mengurangi energi dan biaya. Indonesia dan Malaysia dinilai menjadi rising star untuk meningkatkan pangsa pasar data center. Indonesia memiliki cadangan energi berkelanjutan dari geothermal, tenaga angin, generator arus pasang surut dalam skala besar.

"Kami percaya teknologi pendinginan akan menjadi game changer bagi data center, terutama di iklim tropis Asia Tenggara," kata Digital Realty Senior Director of Sustainability, Aaron Binkley.




(fay/fyk)