Masalah Centralized Equipment Identity Register (CEIR) penuh beberapa waktu lalu sempat bikin Oppo kesulitan memproduksi ponselnya. Tapi kini mereka mulai bisa merakit perangkatnya lagi.
"Alhamdulillah, siang ini mendapat pencerahan bahwa pabrik Oppo bisa memproduksi perangkat kembali," ujar Aryo Meidianto, PR Manager Oppo Indonesia, Senin (26/10/2020).
"Walau 100% belum tuntas, setidaknya kami dapat memenuhi stock dan menutup terjadinya kelangkaan produk di beberapa daerah," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan kembali produksi, Oppo dapat menutup kekosongan stok yang terjadi selama registrasi International Mobile Equipment Identity (IMEI) terkendala akibat CEIR penuh. Sekaligus dapat melanjutkan program yang telah direncanakan hingga akhir tahun.
Kendati telah bisa memproduksi, Oppo berharap masalah registrasi IMEI dapat terselesaikan tuntas. Sehingga tidak menyulitkan para vendor ponsel memproduksi perangkatnya yang dapat mengakibatkan kelangkaan barang.
"Semoga pemerintah cepat menyelesaikan masalah IMEI dan CEIR ini. Soalnya sampai saat ini masih ada pengajuan baru IMEI yang belum disetujui," pungkas Aryo.
Sebelumnya awal Oktober lalu, Oppo Indonesia menginformasikan kalau IMEI produk barunya belum bisa terekam di mesin CEIR, Oppo tidak bisa menjual ponselnya itu. Karena ditakutkan konsumen yang membeli tidak akan mendapatkan sinyal dari operator di Tanah Air.
Masalahnya persoalan ini tidak semata terkait kenyamanan pelanggan. Tapi bisa berdampak besar pada bisnis ponsel di Indonesia.
"Jika ponsel tidak dapat sinyal, pemilik atau pegawai toko otomatis tidak bisa menjual barang. Kalau barang tidak terjual otomatis pabrik pun tidak bisa memproduksi. Kalau toko tidak bisa menjual ponsel dan pabrik tidak memproduksi, tentu akan besar dampak pada kelangsungan bisnis, apa lagi di masa pandemi seperti ini," tutur Aryo.
Belum lagi jika ponsel tidak dapat sinyal, sering kali konsumen menyalahkan vendor. Padahal vendor telah mendaftarkan IMEI ke mesin CEIR.
Kala itu Aryo berharap pemerintah segera mengatasi persoalan CEIR. Sebab saat ini banyak masyarakat mencari perangkat ponsel untuk digunakan belajar online.
"Jika masalah CEIR berlarut-larut, imbasnya masyarakat jadi terhambat untuk belajar online. Dari bisnis pun peluang jadi hilang," pungkas Aryo.
(afr/fay)