China Tidak Akan Restui Perjanjian TikTok-Oracle
Hide Ads

China Tidak Akan Restui Perjanjian TikTok-Oracle

Virgina Maulita Putri - detikInet
Rabu, 23 Sep 2020 20:39 WIB
FILE - In this July 17, 2020, file photo, a man wearing a shirt promoting TikTok is seen at an Apple store in Beijing, China. TikTok’s parent company ByteDance has chosen Oracle over Microsoft as a new American technology partner to help keep the popular video-sharing app operating in the U.S., according to a person familiar with the deal.(AP Photo/Ng Han Guan, File)
China Tidak Akan Restui Perjanjian TikTok-Oracle Foto: AP/Ng Han Guan
Jakarta -

Nasib TikTok di Amerika Serikat masih terombang-ambing. Kini pemerintah China mengatakan mereka tidak akan merestui perjanjian antara ByteDance dengan Oracle dan Walmart.

Dalam kolom editorial yang diterbitkan di media China Daily, pemerintah China disebut tidak memiliki alasan untuk menyetujui perjanjian yang disebutnya 'kotor dan tidak adil' dan berdasarkan 'perundungan dan pemerasan'.

"Apa yang dilakukan Amerika Serikat terhadap TikTok hampir sama seperti gangster memaksakan perjanjian bisnis yang tidak masuk akal dan tidak adil kepada perusahaan yang sahih," kata media corong pemerintah China tersebut, seperti dikutip detikINET dari Reuters, Rabu (23/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Editorial tersebut juga berargumen bahwa kesuksesan TikTok membuat AS merasa tidak aman dan mendorongnya untuk menggunakan alasan keamanan nasional untuk melarangnya di AS. Aplikasi video pendek tersebut diperkirakan akan mendulang pendapatan sekitar USD 1 miliar di akhir tahun 2020.

"Keamanan nasional telah menjadi senjata pilihan bagi Washington ketika mereka ingin menekan pertumbuhan perusahaan dari negara asing yang berkinerja lebih baik daripada rekan-rekan mereka di AS," kata editorial tersebut.

ADVERTISEMENT

"ByteDance tidak hanya akan kehilangan kendali atas perusahaan, tetapi juga teknologi inti yang mereka ciptakan dan miliki," sambungnya merujuk pada algoritma TikTok.

Beberapa hari terakhir, ByteDance dan Oracle mengeluarkan keterangan yang saling berseberangan terkait nasib TikTok di AS. ByteDance mengatakan mereka akan membuat perusahaan terpisah yang berbasis di AS bernama TikTok Global yang 80% kepemilikannya dipegang oleh perusahaan China tersebut.

Sementara itu Oracle dan Walmart mengatakan mayoritas kepemilikan TikTok Global akan berada di tangan perusahaan AS, mengikuti perintah eksekutif 14 Agustus yang meminta ByteDance untuk menyerahkan kepemilikan TikTok dalam waktu 90 hari.

Editorial dari China Daily mengikuti editorial serupa dari media Global Times yang mengatakan China kemungkinan tidak akan menyetujui perjanjian ini. Global Times adalah media yang diterbitkan oleh People's Daily, corong Partai Komunis China.

Editorial Global Times lainnya yang diterbitkan pada hari Selasa kemarin menyebut perjanjian TikTok dan Oracle sebagai pemerasan.

"China sebagai negara besar tidak akan menerima pemerasan dari AS, juga tidak akan menyerahkan kendali atas perusahaan teknologi tinggi asal China yang luar biasa kepada pemeras," tulis editorial tersebut.




(vmp/fay)