Pandemi Corona memang berdampak besar pada banyak perusahaan, tak terkecuali startup atau perusahaan rintisan, baik yang kecil maupun yang sudah menyandang status unicorn.
Meski begitu, ada juga beberapa startup yang masih bisa bertahan selama pandemi, khususnya startup yang bergerak di sektor pendidikan, kesehatan, dan ritel makanan. Pasalnya, kebijakan bekerja dan belajar dari rumah malah menjadi faktor positif bagi mereka.
"Memang beberapa perusahaan rintisan masih memiliki potensi yang bagus. Namun jika investor ingin masuk ke perusahaan rintisan, kita harus melihat valuasinya terlebih dahulu. Apakah valuasinya mahal atau murah," terang Victoria Venny, Analis di MNC Sekuritas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lanjutnya, untuk dapat melihat valuasi perusahaan rintisan memang berbeda dengan perusahaan yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selama ini jika analis ingin melihat aset perusahaan yang ada di BEI, mereka melihat dari valuasi gedung, mesin, atau tanah. Namun untuk perusahaan rintisan dilihat dari jumlah penggunanya dan database konsumen yang mengakses perusahaan rintisan tersebut.
Diakui Venny, memang saat ini banyak perusahaan yang terdaftar di BEI tengah mencari sinergi dengan perusahaan rintisan. Hal ini mereka lakukan karena perusahaan konvensional tengah mencari alternatif pendapatan lainnya dari non-core bisnis mereka.
"Karena yang berharga dari perusahaan adalah database konsumen, maka saat ini banyak perusahaan jasa maupun non jasa melakukan transformasi dalam mengembangkan bisnisnya dengan berinvestasi di perusahaan rintisan. Perusahaan konvensional saat ini tengah mengembangkan layanan baru melalui teknologi digital yang bertujuan untuk mencari revenue stream baru untuk menggantikan revenue dari legacy yang sudah melambat pertumbuhannya," terang analis saham tersebut.
Saat ini beberapa perusahaan konvensional sudah berinvestasi di perusahaan rintisan. PT. Astra International Tbk. misalnya, bersama dengan modal ventura, EverHaus, mereka sudah berinvestasi di bisnis logistik melalui Trukita.
Contoh lainnya adalah PT. Telkom Tbk. BUMN telekomunikasi ini sudah memiliki beberapa perusahaan rintisan yang menjadi mitra binaan mereka, di antaranya Qlue, Kredivo, PrivyID, Nodeflux, Kata.ai, eFishery, ChatAja, hingga Anchanto.
Sementara itu BRI melalui BRI Ventures, Program Dana Ventura Sembrani Nusantara ini melakukan investasi di perusahaan rintisan. Pendanaan akan difokuskan untuk seed-growth stage yang terdiri dari seed funding dan pendanaan awal Seri A (Series A).
Dengan dana Rp 300 miliar, Dana Ventura Sembrani Nusantar akan mencari perusahaan 10-15 startup di early stage pada sektor finansial, pendidikan, agro maritim, ritel, transportasi, dan kesehatan.
(asj/afr)