Qualcomm tengah melobi pemerintah Amerika Serikat agar mereka bisa menjual chip buatannya ke Huawei, tepatnya setelah mereka memastikan kalau tak bisa lagi memproduksi sendiri chipnya.
Langkah ini diambil Qualcomm setelah Huawei memastikan mereka tak bisa lagi membuat chip di HiSilicon dengan berbagai pembatasan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah AS, demikian dikutip detikINET dari Android Central, Senin (10/8/2020).
Pembatasan baru yang dimaksud adalah Huawei tak bisa berbisnis dengan perusahaan dari mana pun yang menggunakan teknologi asal AS, dalam hal ini adalah TSMC, perusahaan asal Taiwan tempat Huawei memproduksi chip Kirinnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai perusahaan asal AS, Qualcomm memang tak bisa berbisnis dengan Huawei karena perusahaan asal China itu masuk ke dalam 'entity list'. Qualcomm hanya bisa berbisnis dengan Huawei jika mereka mendapatkan lisensi khusus dari pemerintah AS.
Argumen Qualcomm dalam meminta lisensi itu adalah jika mereka tak boleh menjual chip ke Huawei, maka perusahaan asal negara lain yang bakal mengambil kesempatan tersebut, dan membuat perusahaan asal AS tak bisa mengontrol pasar lagi.
Perusahaan asing yang dimaksud Qualcomm itu adalah MediaTek asal Taiwan dan Samsung asal Korea Selatan.
"Jika Qualcomm tak diberi lisensi sementara perusahaan asin bisa, kebijakan pemerintah AS ini bakal membuat perubahan besar dalam pangsa pasar chip 5G di China dan lainnya," tulis Qualcomm.
Sebelumnya diberitakan, Huawei memastikan kalau seri Mate 40 adalah ponsel Huawei terakhir yang menggunakan chip Kirin.
Meskipun pangsa pasar Huawei tak terlalu besar di luar China, namun di negara asalnya itu mereka punya pasar yang sangat besar. Kesempatan inilah yang dilirik oleh Qualcomm untuk mengeruk keuntungan.
(asj/asj)