Perekonomian yang memburuk ditambah dengan penggunaan uang kertas yang dibatasi guna menekan penyebaran virus Corona membuat perilaku belanja berbeda. Uang digital menjadi lebih digalakkan.
Tak perlu jauh-jauh, menilik ke beberapa toko, kini pembayaran lebih diutamakan cashless alias menggunakan kartu atau scan barcode.
Seperti ditulis Forbes, di Inggris, penggunaan uang berkurang setengahnya dalam beberapa bulan lalu karena toko-toko tutup dan orang-orang cemas uang kertas dan koin mentransmisikan virus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hampir semua toko-toko di seluruh dunia, termasuk beberapa toko swalayan dan supermarket, memilih untuk menggunakan kartu saja, bahkan ada yang menolak terang-terangan transaksi via uang tunai. Ini adalah perubahan yang mereka katakan selama krisis coronavirus -- tetapi tampaknya tidak mungkin untuk kembali seperti semula.
Baca juga: Seluruh Merchant DANA 100% Gunakan QRIS |
Rencana untuk menciptakan dollar digital serta uji coba euro digital di Prancis pun telah diterapkan. Gejolak ekonomi dan moneter pada bulan lalu juga telah mendorong beberapa orang ke arah aset digital seperti bitcoin. Banyak yang yakin bahwa cryptocurrency adalah masa depan yang tak terelakkan.
"Saya belum melihat minat new organic pada bitcoin sejak awal 2017 di kalangan non-crypto," kata seorang investor crypto terkenal, Ari Paul, melalui Twitter.
Pada tahun 2017, harga bitcoin melonjak dari kurang dari USD 1.000 pada awal tahun menjadi sekitar USD 20 ribu dalam waktu kurang dari 12 bulan. Sebagian besar didorong oleh melonjaknya permintaan dari orang-orang yang sadar akan adanya pergeseran perilaku suatu hari nanti.
Nyatanya, semua memang terjadi. Kini tinggal waktu yang menentukan bagaimana nasib uang kertas dan koin yang biasa kita pakai sehari-hari -- dulunya.
(ask/fay)