GfK: Penjualan Smartphone, Tablet dan TV Paling Terhantam Corona
Hide Ads

GfK: Penjualan Smartphone, Tablet dan TV Paling Terhantam Corona

Adi Fida Rahman - detikInet
Kamis, 28 Mei 2020 15:13 WIB
Portrait of young woman on the street wearing  face protective mask to prevent Coronavirus and anti-smog and using smartphone
Foto: Getty Images/filadendron
Jakarta -

Wabah virus Corona telah membuat penjualan perangkat elektronik mengalami penurunan. Smartphone, tablet dan televisi menjadi tiga perangkat yang paling terhantam dampaknya.

Demikian diungkap lembaga riset GfK dalam laporan bertajuk Tren Perilaku dan Minat Beli Konsumen Pascakrisis COVID-19. Penelitian dilakukan pada 500-1.000 konsumen di 30 negara, termasuk Indonesia.

Hasilnya, GfK mendapati adanya perubahan signifikan pada perilaku konsumen di Tanah Air. Waktu yang dihabiskan masyarakat untuk aktivitas luar rumah berkurang 80%. Bahkan di antara responden yang memiliki kemungkinan work from home (WFH), 50% diantaranya menjalankan aktivitas tersebut secara full time.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil penelitian turut memperlihatkan selama menjalankan berbagai aktivitas dari rumah, waktu luang yang dimiliki masyarakat Indonesia mengalami peningkatan sebesar 51%. Sebagian besar responden menyatakan, mereka menghabiskan waktu luang dengan melakukan aktivitas internet browsing (88%), menonton video (75%), membaca dan menonton berita (68%), menonton serial dan drama di TV (65%), mendengarkan musik streaming (65%), menghubungi keluarga dan kerabat melalui aplikasi video call dan pesan (59%), serta berbelanja online (52%).

GfK mendapati banyak responden melaksanakan belanja online lebih sering dari biasanya guna membeli kebutuhan sehari-hari seperti makanan, produk kebersihan, dan perawatan pribadi. Peningkatan permintaan juga terjadi pada kategori produk lainnya seperti hiburan, kecantikan, dan produk keuangan.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, sebagian besar masyarakat Indonesia memilih untuk menunda pembelian barang-barang seperti smartphone, komputer, elektronik, peralatan rumah tangga, perawatan mobil, dan jasa renovasi rumah.

Berdasarkan hasil penelitian Point of Sales dari GfK, penjualan ritel dari barang-barang elektronik sangat terdampak oleh situasi COVID-19 dan mengalami lebih dari 60% penurunan dari nilai penjualan pada awal April 2020 (dibandingkan awal April 2019). Tiga kategori produk yang paling terdampak telah disebutkan di muka, yakni smartphone, tablet, dan televisi.

Meskipun masih mencemaskan krisis ekonomi dan tren pemutusan hubungan kerja (PHK) yang sedang terjadi, sebagian besar masyarakat Indonesia (44%) optimis bahwa situasi akan membaik dalam 12 bulan ke depan. Misalnya, mayoritas penduduk Kota Denpasar (77%), yang sebagian besar kehidupannya bergantung pada sektor tourism dan hospitality, menaruh kepercayaan yang cukup besar bahwa kondisi ekonomi akan segera pulih.

"Aturan PSBB di Indonesia mendorong perubahan yang signifikan terhadap kebiasaan dan gaya hidup konsumen, termasuk penundaan pembelian beberapa barang yang memiliki nilai atau harga yang tinggi. Namun demikian, masyarakat Indonesia percaya bahwa ekonomi akan pulih pasca krisis," kata Karthik Venkatakrishnan, Regional Lead, GfK Digital Research, Asia Pasifik & Timur Tengah.

Optimisme tersebut akan mendorong pembelian produk-produk yang sebelumnya mengalami penundaan. Bangkitnya permintaan konsumen diharapkan terjadi beberapa bulan setelah situasi krisis COVID-19 ini terkendali dan aturan pembatasan sosial dicabut.

"Saat ini kita hidup di era yang sangat dinamis, dimana sikap, perilaku dan kebiasaan konsumen terus mengalami perubahan untuk beradaptasi dengan "the new normal". Fakta-fakta dan data statistik yang didapat dari hasil riset kami tentunya dapat membantu pelaku bisnis dan pemilik merek untuk dapat mengambil keputusan dan bangkit lebih cepat, serta lebih yakin dalam menjalankan berbagai strategi marketing yang tepat," pungkas Karthik.

New Normal



(afr/fay)