Penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) punya dampak besar terhadap pekerja harian, dan hal inilah yang coba diatasi oleh Workmate.
Pekerja harian umumnya mempunyai pekerjaan yang tak bisa dilakukan dari rumah dan mereka pun mayoritas bergantung pada penghasilan harian untuk biaya hidup. Platform tenaga kerja on-demand Workmate yakin bahwa bisnis dan UMKM bisa memiliki andil besar untuk mengurangi dampak ekonomi terhadap pekerja kerah biru di Indonesia.
"Meskipun semua orang terkena dampak besar dari pandemi ini, para pelaku bisnis tetap dapat berperan penting dalam menolong para pekerja harian. Ini adalah saat dimana kita butuh mengevaluasi ulang struktur organisasi kita, dan mencari bagaimana pekerja harian bisa membantu operasional bisnis," ujar Mathew Ward, CEO Workmate, dalam keterangan yang diterima detikINET.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Workmate menawarkan solusi alternatif untuk UMKM, dengan memberikan mereka kemampuan untuk meningkatkan jumlah tenaga kerja di saat transaksi ramai, dan menguranginya di saat sepi. Hal ini dapat dilakukan dengan mendistribusikan tenaga kerja secara strategis lewat platform Workmate, yang di dalamnya terdapat lebih dari 10.000 pekerja harian.
Baca juga: Workmate Dapat Pendanaan Rp 73 Miliar |
Yang paling penting, keseluruhan proses dapat dilakukan secara online sehingga UMKM tetap dapat mempraktikan pembatasan fisik selama proses rekrutmen berlangsung.
Workmate menawarkan solusi end-to-end untuk penyediaan tenaga kerja on-demand di Indonesia. Platform teknologi ini dapat membantu bisnis menemukan pekerja yang telah melewati proses penyaringan Workmate, dan siap untuk segera bekerja. Dalam platform ini pun pemilik UMKM bisa mengatur jadwal absensi dan pembayaran.
Bisnis esensial yang melibatkan pemenuhan kebutuhan vital masyarakat, seperti industri logistik dan supermarket online, berperan penting dalam mendukung komunitas untuk tetap berada di rumah selama masa pandemi COVID-19. Bisnis dalam industri ini dapat mempertimbangkan merekrut pekerja harian lebih banyak untuk mengakomodasi lonjakan permintaan yang ada.
"Situasi ini agak rumit bagi UMKM, karena pandemi juga berdampak keras pada bisnis mereka. Banyak UMKM yang sedang mencari cara untuk mengurangi biaya tetap atau fixed costs dan bergerak ke arah struktur variable costs," ucap Mathew.
"Saat UMKM ingin merekrut pun, mereka butuh melakukannya dari jarak jauh untuk mengurangi risiko penularan virus Corona," tambahnya.
Alhasil, perusahaan bisa merekrut pekerja temporer berkualitas tinggi dengan mudah di saat yang dibutuhkan. Keahlian Workmate dalam mengelola pekerja harian telah dipercaya oleh perusahaan ternama seperti Gojek, Ninja Xpress, Ismaya Group, dan JD Central.
"Kita semua menghadapi pandemi ini bersama-sama. Selain menjaga kesehatan dan keamanan semua orang, kita juga perlu memastikan masyarakat bisa terpenuhi kebutuhan pangannya. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk memberikan akses gratis ke platform Workmate untuk para pelaku UMKM hingga 30 Juni," lanjut Mathew.
Dengan demikian, setiap UMKM yang menggunakan platform Workmate dan menggunakan pembayaran kartu kredit, hanya akan dikenai biaya pembayaran tenaga kerja tanpa ada tambahan biaya untuk layanan platform. Workmate siap membantu semua perusahaan yang membutuhkan konsultasi perihal ketenagakerjaan di masa pandemi ini.
"Ini adalah langkah kecil yang bisa kami berikan untuk membantu kedua sisi yang terkena dampak berat dari pandemi ini. Semoga langkah ini dapat membantu bisnis dan di saat yang sama, juga bisa memberikan kesempatan pekerjaan lebih banyak ke pekerja harian yang kini sangat membutuhkannya," jelas Mathew.
Bisnis dan UMKM yang tertarik untuk merekrut pekerja harian dapat langsung melakukannya dengan mengunjungi platform Workmate.
Workmate (sebelumnya Helpster) adalah platform tenaga kerja on-demand yang menyediakan akses bagi perusahaan untuk merekrut staf temporer/kontrak yang berkualitas. Beroperasi di Indonesia dan Thailand, Workmate menyediakan cara cepat dan efektif bagi pekerja informal untuk mendapatkan penghasilan.