Dilansir detikINET dari Engadget, Jumat (27/12/2019) WSJ membeberkan nominal dana bantuan yang diterima Huawei dan tujuan pemberian dana tersebut. WSJ memperkirakan Huawei menerima USD 46 miliar dalam bentuk pinjaman, jalur kredit dan pendanaan lain dari pemberi pinjaman negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan yang didirikan oleh Ren Zhengfei ini kemudian menyampaikan pembelaannya lewat Twitter. Huawei juga mengatakan bahwa mereka memiliki hak untuk menyeret WSJ ke ranah hukum karena artikel yang tidak jujur.
"Sekali lagi, WSJ menerbitkan ketidakbenaran tentang Huawei berdasarkan informasi yang salah. Kali ini tuduhan liar tentang keuangan Huawei yang mengabaikan investasi berdedikasi kami dalam R&D selama 30 tahun yang telah mendorong inovasi dan industri teknologi secara keseluruhan," tulis Huawei dalam cuitannya.
Huawei menekankan kesuksesan mereka sebagai perusahaan telekomunikasi karena investasi untuk riset dan pengembangan. Selama 30 tahun terakhir, Huawei mengatakan mereka mengeluarkan 10-15% dari pendapatan tahunannya untuk mengembangkan teknologi dan produk baru. Mereka juga membantah telah menerima perlakuan khusus dari pemerintah China.
Tapi WSJ juga mengatakan, praktek perusahaan raksasa menerima dana bantuan dari negara asalnya memang merupakan sesuatu yang umum. Seperti Boeing yang menerima dana bantuan dari pemerintah AS.
Hubungan Huawei dan pemerintah China dianggap membuat citra perusahaan teknologi tersebut menurun di panggung global. Pada pertengahan tahun 2019, Huawei ditempatkan dalam daftar hitam pemerintah AS karena masalah keamanan nasional.
(vmp/fay)