"Iya (perang diskon antar e-Commerce) itu merusakkan pasar," ujar Ketua Umum idEA Ignatius Untung di sela-sela konferensi pers Pasar idEA 2019, Jakarta, Selasa (19/2/2019).
Untung menjelaskan bahwa diskon seharusnya diterapkan oleh para pelaku pedagang online saat mempromosikan produk baru dan digunakan ketika belum ada kepercayaan dari konsumen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Logic-nya begini, diskon ini dipakai cuma buat orang yang belum trust saja. Misalnya, ini jual minum, orang belum pernah coba, terus dia bilang 'kalau enak sih, kalau nggak enak kan rugi'. Untuk menurunkan risiko ini dengan cara diberi diskon," tuturnya.
"Setelah coba, harapannya orang bisa stabil pakai itu. Nah, diskon itu harusnya diterapkan seperti itu untuk mendorong orang mencoba, setelah coba ya jangan dikasih diskon lagi," sambung dia.
Pada kenyataannya, konsep diskon malah dipakai terus-terusan dan Untung melihat itu sudah dirasa berlebihan.
"Diskon bagi konsumen happy tapi dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, konsumen dididik untuk berorientasi harga sehingga nanti produk yang ada di pasar bukan lagi bagus tapi produk murah. Sebab, produsennya mikir 'bikin yang bagus-bagus, percuma nggak laku, mending bikin yang murah'. Nah, konsumen akan rugi karena nggak ada pilihan yang bagus, adanya yang murah," pungkasnya.
(fyk/krs)