"Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan efisiensi di fasilitas produksi kami, Samsung mencapai keputusan sulit untuk menghentikan operasional Tianjin Samsung Electronics Telecommunication," sebut Samsung.
Dikutip detikINET dari Reuters, pabrik Samsung bersangkutan mempekerjakan 2.600 orang dan dijadwalkan setop operasi pada akhir tahun 2018 ini. Para pegawai itu akan diberi kompensasi dan kesempatan untuk pindah ke fasilitas Samsung yang lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Penampakan Menawan Samsung Galaxy A8s |
Saat ini, manufaktur besar Samsung adalah di Vietnam dan India karena lebih rendah biayanya. Walaupun pabrik di Tianjin sudah ditutup, Samsung masih mengoperasikan pabrik lain di China, yaitu di wilayah Huizhou.
"Samsung memang tidak perlu lagi berada di China karena upah buruh yang meningkat dan hampir tidak punya market share di pasar China. Mereka memang lebih baik memproduksi di India dan Vietnam," tutur Greg Roh, analis senior di Hyundai Motor Securities.
Pabrik Samsung di Tianjin itu punya kapasitas produksi 36 juta ponsel per tahun. Sedangkan pabrik di Huizhou membuat 72 juta unit per tahun. Adapun dua pabrik Samsung di Vietnam, kapasitas produksinya 240 juta per tahun.
Baca juga: Wow! Harga Galaxy S10 1TB Tembus Rp 25 Juta |
Pada tahun 2013, pangsa pasar ponsel Samsung di China tembus 15%. Namun pada kuartal I tahun ini, hanya mencapai 1%. Mereka kalah dari produsen lokal seperti Huawei, Oppo, Vivo dan Xiaomi. Namun Samsung menegaskan bahwa China merupakan pasar yang penting.
"China tetap pasar penting dan kami secara aktif berpartipasi dalam kebijakan ekonomi China dengan membina industri komponen," demikian pernyataan Samsung.
Simak juga video 'China Geram Bos Huawei Ditangkap, Ini Ancamannya':