Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan tindakan curang driver nakal yang menggunakan aplikasi Fake GPS tersebut merugikan driver jujur yang telah bekerja keras dalam mendapatkan penumpang.
"Tindakan penipuan, termasuk pemasangan aplikasi fake GPS, peminjaman atau pembelian akun, atau pemesanan fiktif (lebih dikenal sebagai Opik - order fiktif), merupakan tindakan yang mengancam keselamatan penumpang dan merusak reputasi mitra pengemudi yang bekerja keras dengan jujur," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Jumat (30/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Grab Uji Coba Fitur Samarkan Nomor Pelanggan |
Untuk melindungi para driver jujur, Ridzki mengatakan Grab telah berinvestasi di sisi teknis dan teknologi seperti menggunakan machine learning. Pihaknya juga mengidentifikasi tindak kecurangan yang dilakukan oleh mitra drivernya.
"Sebagai upaya untuk melindungi sumber pendapatan dan keselamatan mereka, Grab berinvestasi besar di segi engineering dan teknologi seperti model machine learning, penggunaan analisa data dan model statistik untuk memprediksi dan mengidentifikasi tindak kecurangan, serta teknologi verifikasi wajah pengemudi, guna membasmi tindakan penipuan dalam platform kami," jelas Ridzki.
Dengan beberapa terobosan itu, ia berharap segala bentuk kecurangan yang dapat merugikan driver bisa dicegah. Selain itu, dengan adanya identifikasi pengemudi keamanan pun bisa lebih terjamin.
"Target kami adalah untuk mengeliminasi insiden-insiden yang sepenuhnya dapat dicegah, dan juga menurunkan angka kecelakaan lalu lintas. Kunci utamanya adalah dengan memudahkan para pengguna untuk mengubah kebiasaan berlalu lintas mereka," pungkasnya.
Untuk diketahui Grab baru saja meluncurkan inisiatif 'Roadmap Teknologi Keselamatan'. Sebagai bagian dari inisiatif tersebut perusahaan akan menggandakan investasi untuk bidang keselamatan di 2019.