Makin Terpuruk, HTC Umumkan Pendapatan Terburuk
Hide Ads

Makin Terpuruk, HTC Umumkan Pendapatan Terburuk

Muhamad Imron Rosyadi - detikInet
Rabu, 08 Agu 2018 10:53 WIB
Foto: Reuters
Jakarta - HTC baru saja melaporkan bahwa pihaknya hanya mampu menghasilkan pendapatan sebesar USD 45,7 juta, atau sekitar Rp 660 miliar sepanjang Juli 2018. Angka tersebut menurun sebanyak 37,23% dibanding bulan lalu.

Jika bercermin pada torehan di periode yang sama tahun lalu, angka tersebut menurun drastis sebesar 77,41%. Parahnya lagi, pendapatan USD 45,7 juta per bulan jadi yang terburuk sejak Agustus 2003, sebagaimana detikINET kutip dari Digitimes, Rabu (8/8/2018).


Perusahaan asal Taiwan ini juga mengumumkan pendapatan mereka sepanjang tujuh bulan pertama di 2018. Hasilnya? HTC mengumpulkan pendapatan sebesar USD 542 juta, atau sekitar Rp 7,8 triliun. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, torehan vendor smartphone dan perangkat virtual reality ini turun sebesar 53,98%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, mereka juga menyebutkan pihaknya mampu mencatatkan laba bersih sebesar USD 620 juta, atau sekitar Rp 8,9 triliun sepanjang paruh pertama 2018 ini. Angka tersebut berasal dari penjualan tim divisi Pixel miliknya ke Google senilai USD 1,1 miliar pada awal 2018.

Dengan kondisinya saat ini, mantan pemegang lebih dari 10% market share smartphone global tersebut masih terus mengeluarkan ponsel flagship, dengan U12+ jadi yang terbaru, walau penjualannya tak cukup signifikan. Selain itu, perusahaan yang berbasis di New Taipei city tersebut juga bakal merilis ponsel berbasis blockchain pada akhir tahun ini.


Di samping itu, mereka juga punya VIVE, lini perangkat virtual reality miliknya. Sayangnya, industri ini dikatakan belum cukup mainstream agar mampu memberikan pendapatan yang cukup bagi HTC, meski mereka menguasai 12% pangsa pasar global.

Catatan pendapatan mereka yang terbilang buruk ini tentunya memperpanjang derita HTC. Sebelumnya, pihaknya sudah mengumumkan rencananya untuk memangkas 1.500 pekerjaan dalam unit manufakturnya di Taiwan. Tidak hanya itu, mereka juga dilaporkan tinggal menyisakan sekitar 10 orang saja di dalam unit bisnisnya di India. (mon/rou)
Berita Terkait