Kerugian triliunan rupiah itu terjadi selama periode tiga bulan, dari Juli sampai September. Meski merugi, nilai kerugian ini menurun 13% ketimbang periode yang sama pada 2016 lalu, demikian dikutip detikINET dari Phone Arena, Minggu (29/10/2017).
Hal ini bisa terjadi karena pengapalan ponsel LG meningkat cukup drastis ketimbang 2016 lalu, yaitu meningkat 44% ketimbang periode yang sama pada 2016 lalu. Sayangnya peningkatan tersebut tak bisa menyelamatkan perusahaan asal Korea Selatan itu dari kerugian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebabnya tentu sudah bisa ditebak, yaitu Samsung. Rival senegaranya itu sukses memakan kue LG di pasar ponsel flagship. Dimulai dari G5 yang mencoba memakaid esain modular, sampai G6 yang memakai Snapdragon 821 ketika pabrikan lain memilih prosesor yang lebih baru, yaitu Snapdragon 835.
Semoga LG bisa memperbaiki hal tersebut di G7, namun rumor yang sebelumnya beredar menyebut stok Snapdragon 845 awal sudah diborong oleh Samsung untuk Galaxy S9 dan S9+. (asj/fyk)











































