"Contohnya Martabak Andir di Bandung. Omzet penjualan via GO-FOOD saja mencapai Rp 3 juta hingga Rp 4 juta per hari, karena konsumen akan membayar lebih murah antara Rp 8 ribu sampai Rp 12 ribu daripada bayar konvensional," katanya dalam seminar 'Sistem Akuntansi Berbasis Komputer untuk UKM' yang digelar STIE Indonesia Malang di Ning Ed Hotel, Malang.
Warung Sate Solo Pak Min di Kiaracondong, Bandung, juga kerap memperoleh order tambahan, bahkan dari Cibiru (yang berjarak 9 km) setelah menjadi mitra GO-FOOD tiga bulan silam. Demikian pula Nasi Goreng Ulala di Gegerkalong yang kini tiap hari memperoleh 10-15 order tambahan dari aplikasi GO-JEK tersebut.
Survey Digital Trend 2017 dari Sharing Vision pada awal tahun ini juga menunjukkan, 20% dari total 160 responden pernah memesan akomodasi skala UKM melalui AirBnb, sehingga transaksi ekonomi digital tak hanya terjadi di bidang kuliner.
Belum Maksimalkan Akuntansi
Akan tetapi, sambung Dimitri, belum banyak UKM yang terlibat dalam bisnis aplikasi digital tersebut memutakhirkan sistem informasi akuntansi perusahaannya dengan penggunaan aplikasi akuntansi berbasis teknologi informasi komunikasi (TIK). Hal ini terlihat dari Survei IT UKM 2017 dari Sharing Vision pada pertengahan tahun ini.
"Sebagian besar atau 56% hanya menetapkan anggaran TIK sebesar 1%-2% dari total pendapatan. 36% dari UKM juga tidak memiliki staf khusus IT. 47% UKM mengeluarkan biaya TIK kurang dari Rp 300 ribu per bulan, tapi itu hanya untuk koneksi data," paparnya.
UKM sendiri sebenarnya menyadari pentingnya akutansi berbasis TIK, karena yang menggunakan pencatatan manual, 32% di antaranya menghadapi kendala ketika berhadapan jumlah transaksi banyak. Ke depannya, 74% responden menyatakan minat menggunakan aplikasi.
Di sisi lain, riset dari Ismail, N. A., King dari Malaysia menyebutkan, UKM yang menggunakan akuntansi berbasis TIK nyata memiliki performa yang secara signifikan berada di atas UKM yang tidak begitu menggunakan IT atau bahkan tidak menggunakannya.
Riset dianalisa dari 310 kuesioner dengan hasil tiga kelompok yakni yang menggunakan TIK untuk membantu elemen-elemen bisnisnya, satu lainnya menggunakan TIK aktivitas sedang, dan satu lainnya tidak menggunakan TIK untuk membantu elemen-elemen dalam bisnisnya.
Di Ghana, software akuntansi sangat membantu dalam menghemat pengeluaran (85,2%), membantu kerja pegawai (87%), memberikan kemudahan menyimpan data (85,2%), juga membantu mempercepat proses pengolahan informasi untuk keputusan manajemen (90,7%).
Software Akuntansi Mobile
![]() |
Dimitri menjelaskan, aplikasi akuntansi sendiri terbagi lima jenis. Yakni cloud accounting yang fitur lengkap dan sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK), mobile accounting (menu simpel), otomatisasi (kurangi beban entry transaksi), outsource (subkon aktivitas akuntasi), dan collaborative accounting (perpaduan outsource dan cloud accounting).
"Sebetulnya peranti lunak buatan lokal dan sebagian besar gratis sudah banyak tersedia di Google Play. Ada yang untuk pencatatan akuntansi sederhana, namun ada juga sistem akuntansi komplit yang mereka tawarkan," katanya, seraya menyebut apps popular seperti Akuntansi UKM, Zahir Accounting, Jurnal.id, E-accounting, dan SI APIK.
Kalaupun harus berlangganan, relatif terjangkau dengan bujet UKM karena yang termahal kisaran Rp 600 ribu per bulan. Namun lebih banyak yang harga antara Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu, bahkan ada yang bea langganan hanya Rp 60 ribu saja.
"Karenanya, perlu dibangun kesadaran bahwa akuntansi itu keharusan. Terutama pemilik UKM, mereka harus digugah motivasi penggunaan, penyuntik modal tambahan ke UKM memberi tekanan, serta mulai menghadirkan staf akuntansi terkualifikasi," pungkasnya. (rou/rou)