Ketua Asosiasi Pedagang Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mande mengatakan kehadiran internet berdampak pada perubahan gaya hidup masyarakat. Sebuah tren di suatu tempat dapat langsung cepat diikuti oleh lainnya.
Kondisi ini menimbulkan permintaan baru bagi industri. Semakin tinggi permintaan, pasokakan pun akan bertambah. Untuk itu, toko fisik harus mau mengadopsi teknologi, agar tetap mendapat keuntungan di era internet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kurang lebih 75% yang sudah punya channel online," kata Roy saat berbicara di konferensi pers Internet Retailing Expo 2017 yang berlangsung Hotel Pullman Central Park, Jakarta (18/1/2017).
Kehadiran jalur bisnis baru ini tidak akan membunuh toko fisik yang ada. Malah sebaliknya, adanya channel online akan makin melengkapi pelayanan mereka.
"Bukan artinya menutup toko fisik, tapi mengintegrasikan dengan internet," ujarnya.
Saat ini tinggal 25% lagi peritel di Tanah Air yang belum bertransformasi ke channel online. Mereka merupakan peritel lokal dari sejumlah daerah. Persoalan modal dan pengetahuan yang menjadi kendalanya.
"Modal mereka tidak sebesar yang ada di Jakarta. Pengetahuan soal teknologi pun masih minim. Karena itu adanya pameran seperti Internet Retailing Expo ini akan sangat membantu. Karena bisa transfer pengetahuan," kata Roy.
Internet Retailing Expo 2017 sendiri digelar pada 18-19 Januari, dengan menghadirkan 80 perusahaan multichannel dan e-commerce dari dalam maupun luar negeri.
Pada penyelenggaraan di tahun keduanya ini, pihak penyelenggara menargetkan ada 2.000 pengunjung yang datang. Agar dapat tercapai, mereka menghadirkan pembicara yang ahli di bidangnya.
Saksikan video 20detik di sini:
(afr/rns)