Kisah Pilu dari Negeri Sakura
Hide Ads

Mereka Pernah Berjaya

Kisah Pilu dari Negeri Sakura

Rachmatunnisa - detikInet
Kamis, 12 Jan 2017 18:35 WIB
Foto: E Weekly
Jakarta - Sharp adalah salah satu simbol kejayaan perusahaan elektronik Jepang di masa silam. Namun persaingan begitu ketat yang dilancarkan vendor asal Korea Selatan serta China membuat Sharp kepayahan.

Kondisi keuangan Sharp yang memburuk tampak jelas ketika tahun lalu, mereka ditalangi pemerintah Jepang dengan dana sebesar USD 2 miliar agar tetap bertahan. Sayangnya, bisnis Sharp tak kunjung membaik.

Berawal di 2012, saat itu, Sharp merugi USD 4,7 miliar. Sebuah angka yang sangat besar dan belum pernah terjadi sebelumnya sepanjang Sharp berdiri. Salah satu kesalahan terbesar Sharp adalah ambisinya dalam investasi di bisnis panel LCD. Selain itu, manajemen tak sigap menanggapi kondisi pasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aset perusahaan kemudian banyak dijual dan karyawan ditawari pensiun dini. Strategi ini pun tetap membuat Sharp keteteran. Mau tak mau, Sharp menempuh jalan terakhir, menjual perusahaan ke pihak lain.

FotoINET: Nama Tenar di Jagat Teknologi yang Kemudian Menggelepar

Foxconn menjadi kandidat besar pembeli Sharp dengan mahar USD 5,5 miliar. Tidak mudah membangkitkan Sharp kembali seperti dulu. Banyak karyawan paling diandalkan di Sharp sudah hijrah ke perusahaan lain.

Kompetisi di jagat teknologi dan elektronik sangat sengit, tak boleh lengah sedikit. Sharp sebagai brand kini juga tak setenar dulu, disalip nama lain seperti Samsung atau LG. (rns/fyk)