ZTE Bakal PHK Ribuan Pegawai
Hide Ads

ZTE Bakal PHK Ribuan Pegawai

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Senin, 09 Jan 2017 13:25 WIB
Ilustrasi ZTE Foto: ZTE
Jakarta - Merosotnya performa bisnis ZTE membuat perusahaan asal China itu dikabarkan akan mem-PHK sekitar 3 ribu pegawainya, seperlimanya berasal dari divisi bisnis ponsel.

Angka 3 ribu ini berarti sekitar 5% dari total pegawai ZTE secara global, yang jumlahnya mencapai 60 ribu orang. Sementara dari bisnis ponselnya, secara global ada 600 pegawai yang akan dipecat, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Senin (9/1/2017).

PHK itu mayoritas akan terjadi pada pegawai yang berbasis di China, di mana ZTE paling banyak kehilangan pangsa pasarnya. Perusahaan yang berbasis di Shenzhen itu diperkirakan akan terkena sanksi perdagangan dari Amerika Serikat, yang juga akan berpengaruh terhadap bisnisnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pengurangan (pegawai) di bisnis ponsel di China akan mencapai lebih dari 20%," ujar seorang eksekutif senior ZTE yang mengaku sudah diberitahu soal langkah pemutusan hubungan kerja ini. Menurutnya PHK ini dijadwalkan akan selesai pada kuartal pertama 2017.

Selain itu, ada juga seorang manajer di kantor cabang ZTE di luar China yang menyebut ia diharuskan mem-PHK 10% karyawan di departemennya pada akhir Januari ini. "Saya juga dititipi nama yang harus di-PHK karena mereka mencoba untuk melamar pekerjaan di Huawei (rival ZTE), oleh karena itu mereka dilabeli sebagai faktor tak stabil," ujarnya.

Saat ini ZTE adalah satu-satunya vendor smartphone asal China yang kehadirannya di AS cukup signifikan. Mereka mempunyai market share sebesar 10%, atau nomor 4 terbesar.

Namun Maret 2016 lalu Departemen Perdagangan AS menyebut akan menjatuhkan larangan ekspor bagi perusahaan AS ke ZTE atas dugaan pelanggaran sanksi perdagangan ke Iran. Sanksi bagi ZTE tersebut belum diterapkan saat ini, karena mereka masih mendapat ampunan hingga 27 Februari mendatang.

Namun setelah itu, pasokan komponen untuk ZTE akan mengalami masalah besar, karena selama ini mereka bergantung pada tiga perusahaan AS sebagai penyuplai komponen, yaitu Qualcomm, Microsoft dan Intel. (asj/asj)
Berita Terkait