
-
01 FotoINET Penampakan Xiaomi Mi 6X yang Hadir Tanpa Jack Audio
-
02 Tanggal Peluncuran OnePlus 6 Resmi Diumumkan
-
03 Robot Mulai Geser Peran Maskot di Sepakbola
-
04 Layar LG G7 Setara 1000 Lilin
-
05 HP Siap Bawa Printer 3D ke Indonesia, Tapi...
-
06 GrabGerak Bisa Hadir di Luar Jabodetabek, Tapi...
-
07 Berburu Honor 9 Lite di Jalur Offline
-
08 Kapan P20 Pro Masuk Indonesia, Huawei?
-
09 FotoINET Deretan Amunisi HP di Pasar Indonesia
-
10 Gal Gadot, Duta Huawei yang Ketahuan Pakai iPhone
- SELENGKAPNYA
-
01 Xiaomi: Redmi Note 5 Setara Samsung S9
-
02 Pengamat: iPhone X akan Dimatikan Apple
-
03 Apple Ejek Play Store Android
-
04 Callind, Aplikasi Lokal Pesaing WhatsApp Resmi Diluncurkan
-
05 ZTE Dilumpuhkan Amerika, Ini Peringatan China
-
06 Bill Gates Dukung Live Streaming Pantau Bumi Bulat
-
07 Pakai Xiaomi Mi 6, Polda Metro Jadi Bulan-bulanan Netizen
-
08 'Dilarang Pakai Teknologi AS, Ekonomi China Bisa Ambruk'
-
09 Ponsel Hitam Putih yang Pernah Bikin Penggunanya Bangga
-
10 Resmi Dirilis, Ini Harga Zenfone Max Pro
Selasa, 03 Jan 2017 19:40 WIB
Fintech Bisa Semakin Berkibar di 2017

Jakarta - Layanan financial technology (Fintech) bisa semakin berkibar di 2017 ini seiring terbitnya aturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada akhir 2016 lalu.
Fintech sendiri merupakan platform digital yang memudahkan masyarakat untuk melakukan transaksi. Ada banyak hal yang bisa dikategorikan ke dalam Fintech, antara lain proses pembayaran, transfer, jual beli saham, investasi online, peminjaman uang secara online, dan sebagainya.
Di satu sisi, Fintech mulai dapat momentum karena memberi berbagai kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses layanan keuangan kapan saja dan di mana saja. Berbagai macam platform Fintech sudah bermunculan di Indonesia.
Mobile banking, e-banking, rekening ponsel, online payment, adalah beberapa contoh dari Fintech yang sudah sering digunakan saat ini. Ditambah lagi denga maraknya pembayaran aplikasi transportasi online yang menggunakan kartu kredit dan dompet digital.
Praktisi keamanan cyber Pratama Persadha menjelaskan bahwa fintech ini adalah keniscayaan, tidak bisa dihindari dan akan menjadi primadona di tahun 2017. Menurutnya fintech akan berkembang sangat pesat seiring semakin luasnya penggunaan internet dan layanan komunikasi lainnya,
Menurutnya, perkembangan pemakaian Fintech di Indonesia cukup bagus. Menurut survei Fintech Indonesia, perkembangan Fintech di Tanah Air sudah mencapai 78% di tahun 2016 ini. Dan sebagian besar adalah layanan payment, sebesar 43%.
"Layanan ini akan semakin banyak dan digemari, apalagi anak muda sekarang sudah menjadikan smartphone dan internet sebagai kebutuhan primer," terangnya dalam email yang diterima detikINET, Selasa (3/1/2016).
Namun ditambahkan Pratama, regulasi Fintech di tanah air ini masih belum jelas bila dibandingkan dengan negara tetangga, terutama terkait soal keamanan. Karena ini menjadi salah satu hal yang sangat dipertimbangkan oleh nasabah maupun investor.
"Penyedia layanan Fintech harus memberi jaminan keamanan lebih bagi para penggunanya. Karena ini tidak berbeda dengan perbankan yang masih menjadi sasaran para peretas. Salah satu solusinya adalah penggunaan teknologi enkripsi," jelasnya.
Pemerintah pun perlu mendukung dengan membuat regulasi yang melindungi konsumen jika sewaktu-waktu terjadi hal yang merugikan. Selain itu perlu juga dilakukan pengawasan dan pengaturan terhadap semua layanan Fintech yang ada, agar tidak terjadi hal-hal yang menyimpang dan menimbulkan masalah.
"Jangan sampai terjadi kejadian peretasan, namun malah pihak nasabah yang disalahkan," tegas pria asal Cepu Jawa Tengah ini.
Ditambahkan Pratama, teknologi yang akan mulai banyak digunakan pada 2017 adalah digital signature. Teknologi ini sebenarnya sudah banyak di pakai di luar negeri, utamanya untuk mempermudah melakukan agreement, baik antar swasta, maupun antar pemerintah. Ia berharap pemerintah bisa mengadopsi regulasi untuk mendukung Digital Signature dengan segera.
"Digital Signature ini secara langsung bisa mempercepat laju investasi di tanah air karena memotong banyak waktu dan anggaran. Perjanjian tidak lagi harus datang dan ditandatangani kedua pihak. Namun dengan teknologi ini masing-masing pihak bisa memastikan bahwa dokumen otentik dan bisa segera melakukan persetujuan," jelasnya. (rou/rou)
Fintech sendiri merupakan platform digital yang memudahkan masyarakat untuk melakukan transaksi. Ada banyak hal yang bisa dikategorikan ke dalam Fintech, antara lain proses pembayaran, transfer, jual beli saham, investasi online, peminjaman uang secara online, dan sebagainya.
Di satu sisi, Fintech mulai dapat momentum karena memberi berbagai kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses layanan keuangan kapan saja dan di mana saja. Berbagai macam platform Fintech sudah bermunculan di Indonesia.
Mobile banking, e-banking, rekening ponsel, online payment, adalah beberapa contoh dari Fintech yang sudah sering digunakan saat ini. Ditambah lagi denga maraknya pembayaran aplikasi transportasi online yang menggunakan kartu kredit dan dompet digital.
Praktisi keamanan cyber Pratama Persadha menjelaskan bahwa fintech ini adalah keniscayaan, tidak bisa dihindari dan akan menjadi primadona di tahun 2017. Menurutnya fintech akan berkembang sangat pesat seiring semakin luasnya penggunaan internet dan layanan komunikasi lainnya,
![]() |
Menurutnya, perkembangan pemakaian Fintech di Indonesia cukup bagus. Menurut survei Fintech Indonesia, perkembangan Fintech di Tanah Air sudah mencapai 78% di tahun 2016 ini. Dan sebagian besar adalah layanan payment, sebesar 43%.
"Layanan ini akan semakin banyak dan digemari, apalagi anak muda sekarang sudah menjadikan smartphone dan internet sebagai kebutuhan primer," terangnya dalam email yang diterima detikINET, Selasa (3/1/2016).
Namun ditambahkan Pratama, regulasi Fintech di tanah air ini masih belum jelas bila dibandingkan dengan negara tetangga, terutama terkait soal keamanan. Karena ini menjadi salah satu hal yang sangat dipertimbangkan oleh nasabah maupun investor.
"Penyedia layanan Fintech harus memberi jaminan keamanan lebih bagi para penggunanya. Karena ini tidak berbeda dengan perbankan yang masih menjadi sasaran para peretas. Salah satu solusinya adalah penggunaan teknologi enkripsi," jelasnya.
Pemerintah pun perlu mendukung dengan membuat regulasi yang melindungi konsumen jika sewaktu-waktu terjadi hal yang merugikan. Selain itu perlu juga dilakukan pengawasan dan pengaturan terhadap semua layanan Fintech yang ada, agar tidak terjadi hal-hal yang menyimpang dan menimbulkan masalah.
"Jangan sampai terjadi kejadian peretasan, namun malah pihak nasabah yang disalahkan," tegas pria asal Cepu Jawa Tengah ini.
Ditambahkan Pratama, teknologi yang akan mulai banyak digunakan pada 2017 adalah digital signature. Teknologi ini sebenarnya sudah banyak di pakai di luar negeri, utamanya untuk mempermudah melakukan agreement, baik antar swasta, maupun antar pemerintah. Ia berharap pemerintah bisa mengadopsi regulasi untuk mendukung Digital Signature dengan segera.
"Digital Signature ini secara langsung bisa mempercepat laju investasi di tanah air karena memotong banyak waktu dan anggaran. Perjanjian tidak lagi harus datang dan ditandatangani kedua pihak. Namun dengan teknologi ini masing-masing pihak bisa memastikan bahwa dokumen otentik dan bisa segera melakukan persetujuan," jelasnya. (rou/rou)
Berita Terkait
Baca Juga
News Feed
-
NIK dan KK Bikin Gagal Registrasi, Coba Lapor ke Nomor Ini
Kamis, 26 Apr 2018 10:37 WIBDalam beberapa hari lagi, registrasi ulang untuk pelanggan prabayar lama akan berakhir. Jika ada masalah, bisa menghubungi nomor ini. -
FotoINET
Kisah YouTuber Bule Tinggal di Pemukiman Kumuh Terbesar Asia
Kamis, 26 Apr 2018 10:12 WIBSeorang YouTuber bule mencoba hidup di salah satu pemukiman kumuh terbesar di Asia. Begini pengalamannya yang menarik itu. -
Tanggal Peluncuran OnePlus 6 Resmi Diumumkan
Kamis, 26 Apr 2018 09:29 WIBOnePlus akhirnya mengumumkan tanggal peluncuran dari ponsel teranyarnya, yang ternyata hanya tinggal hitungan minggu. Kapan? -
Robot Mulai Geser Peran Maskot di Sepakbola
Kamis, 26 Apr 2018 08:59 WIBSetelah perhelatan Olimpiade Musim Dingin PyeongChang 2018, kali ini giliran Liga Primer Inggris yang merasakan 'invasi' robot. Seperti apa wujudnya? -
FotoINET
Penampakan Xiaomi Mi 6X yang Hadir Tanpa Jack Audio
Kamis, 26 Apr 2018 08:31 WIBMi 6X resmi dirilis, sejumlah peningkatan dihadirkan Xiaomi. Tapi sayangnya ponsel ini hadir tanpa dilengkapi port jack audio 3,5 mm, begini penampakannya. -
HP Siap Bawa Printer 3D ke Indonesia, Tapi...
Kamis, 26 Apr 2018 07:58 WIBIndonesia menjadi salah satu pasar penting bagi HP. Karena itu mereka berencana memasukan printer 3D ke Tanah Air, tapi... -
Ponsel Calon Penerus Mi A1 Resmi Dirilis, Harganya?
Kamis, 26 Apr 2018 07:30 WIBXiaomi akhirnya meresmikan kehadiran Mi 6X yang kemungkinkan bakal jadi penerus Mi A1. Dengan membawa sejumlah peningkatan, berapa harganya? -
Layar LG G7 Setara 1000 Lilin
Kamis, 26 Apr 2018 06:41 WIBLG G7 terkonfirmasi akan menggunakan layar FullVision 6,1 inch bertipe IPS, dan layar ini mempunyai tingkat kecerahan setara 1000 lilin. -
FotoINET
Deretan Amunisi HP di Pasar Indonesia
Rabu, 25 Apr 2018 22:59 WIBSejumlah perangkat hasil inovasi HP dibawa ke Tanah Air. Nah deretan perangkat berikut ini menjadi amunisi utama menggempur pasar Indonesia. -
GrabGerak Bisa Hadir di Luar Jabodetabek, Tapi...
Rabu, 25 Apr 2018 22:41 WIBGrab menghadirkan GrabGerak khusus penyandang disabilitas di Jabodetabek, dan bisa ekspansi ke daerah lain. Asalkan...