Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Gara-gara Trump, China Ancam Jegal Penjualan iPhone

Gara-gara Trump, China Ancam Jegal Penjualan iPhone


Rachmatunnisa - detikInet

Foto: Getty Images
Jakarta - China mengancam akan menjegal penjualan iPhone jika Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45 Donald Trump mendeklarasikan 'perang' kebijakan perdagangan di antara AS dan China.

Koran milik pemerintah China Global Times menyebutkan, Negeri Tirai Bambu tersebut sudah menyiapkan serangan balasan jika Trump benar-benar merealisasikan ancaman yang pernah dilontarkannya selama masa kampanye Pilpres AS beberapa waktu lalu.

"Penjualan iPhone dan mobil produksi AS akan dipukul mundur. Sangat naif bagi Trump untuk merealisasikan 'janji' masa kampanyenya untuk menerapkan tarif 45% pada ekspor China ke AS. Trump juga sempat menyebut China sebagai manipulator mata uang," demikian kutipan editorial Global Times, Senin (13/11/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, Trump selama masa kampanye Pilpres AS berulang kali menjadikan China sebagai sasaran tembak berkenaan dengan kebijakan perdagangan. Dia pernah bersumpah akan bersikap keras dalam kebijakan perdagangan, demi menghidupkan kembali industri manufaktur di AS.

"Pesanan Boeing akan digantikan dengan Airbus. Penjualan produk otomotif asal AS dan iPhone akan diperlambat, impor jagung dan kedelai AS akan dihentikan. China pun akan membatasi jumlah mahasiswa asal China yang bersekolah di AS," tulis Global Times.

Berbeda dengan pemerintah China yang memberi respons keras, CEO Alibaba Jack Ma memberi tanggapan diplomatis terkait terpilihnya Trump sebagai Presiden AS menggantikan Barack Obama.

Salah satu orang terkaya di China ini optimistis Trump tidak akan sungguh-sungguh melakukan ancamannya terhadap China. Dikatakannya, ada celah yang lebar di antara retorika saat kampanye dan realita pekerjaan seorang Presiden AS. Trump bukan kandidat pertama yang mengeluarkan ancaman dan pada kenyataannya tidak akan benar-benar mewujudkannya dalam jabatan kepresidenannya.

"Ketika mereka menjadi Presiden, ketika menanggung beban, dunia tidak sesederhana yang mereka pikir. Dia adalah orang yang pintar, dia akan menyesuaikan. Dia tidak akan mengabaikan hubungan di antara China dan AS," yakinnya. (rns/fyk)
TAGS







Hide Ads