Dikutip detikINET dari Reuters, pihak tersebut adalah perusahaan cloud asal Amerika Serikat, Salesforce. Salesforce ini juga berminat membeli LinkedIn, tapi kalah dengan tawaran Microsoft.
Microsoft saat ini sedang mencari persetujuan dari Uni Eropa untuk membeli LinkedIn. Namun Salesforce berharap otoritas di Uni Eropa mempertimbangkan dalam-dalam sebelum menyetujui akuisisi itu karena berpotensi merusak inovasi serta kompetisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Salesforce meyakini hal ini meningkatkan isu privasi data dan antitrust yang harus benar-benar diteliti oleh otoritas di Amerika Serikat serta Uni Eropa," tambah mereka.
Microsoft sudah tentu membantah anggapan tersebut. Apalagi proses akuisisi diklaim sudah disetujui oleh beberapa otoritas yang berkepentingan.
"Salesforce mungkin tidak sadar, namun deal itu sudah diclearkan oleh Amerika Serikat, Kanada dan Brasil.," sebut Brad Smith, Chief Legal Officer Microsoft.
LinkedIn barangkali tak setenar jejaring sosial semacam Facebook atau Twitter, namun ia memiliki keunggulan karena khusus menyasar kalangan profesional. Dan kabar baiknya menurut penelitian SimilarWeb, di kuartal I 2016, user menghabiskan lebih banyak waktu di aplikasi LinkedIn ketimbang tahun sebelumnya yang berarti jejaring sosial ini makin diminati.
SimilarWeb juga mengatakan LinkedIn adalah website paling banyak dikunjungi nomor 28 di dunia dan ranking 14 di Amerika Serikat. Sekitar sepertiga trafik LinkedIn datang dari AS di mana user rata rata menghabiskan waktu 5 menit 16 detik tiap hari di aplikasinya.
Microsoft berencana menggeber monetisasi LinkedIn begitu proses akuisisi ini selesai, dengan strategi menumbuhkan pelanggan individual maupun organisasi serta melalui iklan. (fyk/ash)