Co-Founder Grab Tan Hooi Ling mengatakan, pihaknya punya rencana untuk terus meningkatkan dan memperluas layanan Grab, termasuk di Indonesia. Salah satu yang dilakukan adalah dengan meningkatkan investasi sumber daya manusia.
"Kami butuh orang yang bertalenta. Karena itu yang bisa membuat berkembang," yakinnya ditemui usai tampil sebagai pembicara di IdeaFest di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (24/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebab di kawasan Asia Tenggara, tingkat penetrasi kartu kredit dan pembayaran non-tunai tergolong rendah. Kami ingin memudahkan transaksi dengan GrabPay," kata Tan.
![]() |
Untuk diketahui, Grab mendapatkan pendanaan ekuitas sebesar USD 750 juta atau sekitar Rp 9,8 triliun dari SoftBank Group. Suntikan dana ini bakal membantu Grab memperkuat posisi dalam kompetisinya dengan Uber di Asia Tenggara.
"Visi kami adalah mendorong kemajuan industri transportasi dan mentransformasi ekosistem mobile internet di kawasan Asia Tenggara," kata kata CEO sekaligus pendiri Grab Anthony Tan beberapa waktu lalu.
Investor sebelumnya di Grab antara lain termasuk China Investment Corporation, Vertex Ventures Holdings dan Temasek Holdings. Grab saat ini beroperasi di Singapura, Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand dan Vietnam.
Layanannya, terutama ojek online, populer digunakan di kota-kota dengan tingkat kemacetan parah seperti Jakarta dan Manila. Aplikasi ini juga dikenal di Singapura untuk layanan sewa mobil prbadi.
Berbicara layanan ojek online, pesaing terdekatnya di Indonesia saat ini adalah Go-Jek. Tak mau ketinggalan, Go-Jek pun berupaya memperkuat posisinya. Agustus lalu, Go-Jek mendapat suntikan dana lebih dari USD 550 juta dari KKR, Warburg Pincus dan investor lainnya. (afr/rns)
