Nilai akuisisinya terbilang lumayan, mencapai USD 1,05 miliar atau sekitar Rp 13,8 triliun. Namun dari total nilai tersebut, Samsung mendapat bayaran sebesar USD 300 juta dalam bentuk saham. Selain itu Samsung juga mendapat jatah pembelian saham senilai USD 100 juta.
Sementara di pihak HP berhak atas 6.500 paten yang sebelumnya dimiliki bisnis printer Samsung. Termasuk juga basis produksinya di China dan 50 kantor penjualan yang tersebar di seluruh dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasalnya, HP mengatakan jika printer saat ini terlalu banyak menggunakan komponen yang membuatnya kompleks. Hal ini memaksa pengguna membayar biaya yang tak efisien tiap kali melakukan penggantian komponen.
"Perangkat penyalin (dokumen) (teknologinya) sudah kadaluarsa, mesin yang kompleks dengan banyak komponen yang harus diganti dan selalu membutuhkan perawatan yang tak efisien," sebut HP lewat pernyataan resminya.
"Akuisisi bisnis printer Samsung memungkinkan kami untuk memberikan inovasi cetak dan menciptakan peluang bisnis yang sama sekali baru dan jauh lebih baik soal efisiensi, keamanan dan ekonomis bagi pelanggan," tambah HP. (yud/ash)