Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Ironi Sharp: Dulu Raksasa Kini Merana

Ironi Sharp: Dulu Raksasa Kini Merana


Fino Yurio Kristo - detikInet

Foto: Getty Images
Jakarta - Sharp, bersama nama besar lain seperti Sony, Panasonic atau Toshiba, dulu adalah vendor elektronik Jepang yang mendominasi dunia. Kini tidak lagi, persaingan sengit dan kesalahan strategi membuat Sharp rugi besar dan tinggal menunggu waktu dicaplok Foxconn.

Parahnya kondisi keuangan Sharp tampak jelas ketika tahun lalu, mereka ditalangi pemerintah Jepang dana USD 2 miliar agar tetap bertahan. Tapi bisnis Sharp tak kunjung membaik alias gagal bangkit.

Krisis di Sharp berawal tahun 2012. Kala itu, Sharp rugi raksasa USD 4,7 miliar. Salah satu kesalahan terbesar adalah investasi terlalu ambisius di bisnis panel LCD. Dan manajemen tak sigap menanggapi kondisi pasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aset perusahaan kemudian banyak dijual dan karyawan ditawari pensiun dini. Namun sejauh ini, Sharp tetap keteteran dan mau tak mau strategi terakhir harus ditempuh, menjual perusahaan ke pihak lain.

Foxconn menjadi kandidat besar pembeli Sharp dengan mahar USD 5,5 miliar. Namun dinilai tidak mudah membangkitkan Sharp kembali seperti dulu. Banyak karyawan paling berharga di Sharp sudah hijrah ke perusahaan lain.

"Sharp sebagai satu kesatuan sudah mulai kelihatan mengalami penurunan dalam hal kekuatan teknologi," ucap sumber internal Sharp yang detikINET kutip dari Japan Times.

Bahkan meskipun didukung dana besar, bukan berarti Sharp akan langsung bangkit. "Bahkan meskipun dananya berlimpah, bukan berarti Sharp akan pulih," kata sumber dari kalangan perbankan.

Mungkin sebab utamanya satu. Kompetisi di jagat elektronik sekarang sangat panas dan margin keuntungan kian tipis. Sharp sebagai brand kini juga tak setenar dulu, disalip nama lain seperti Samsung atau LG.

(fyk/ash)
TAGS







Hide Ads
LIVE