Ada dua pihak yang serius mendekati Sharp. Pertama adalah Innovation Network Corporation of Japan (INCJ) yang digawangi pemerintah Jepang dan kedua adalah Hon Hai Precision Industry atau Foxconn, manufaktur elektronik terbesar dunia yang berbasis di Taiwan.
INCJ menawar Sharp USD 2,5 miliar dan Foxconn dua kali lipatnya, di kisaran USD 5,5 miliar. Foxconn belakangan di atas angin meskipun menimbulkan dilema karena terkait dengan gengsi Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akankah eksekutif Sharp benar benar memilih dicaplok oleh perusahaan mancanegara, terutama Foxconn yang sangat terkait dengan kompetitor jangka panjang Jepang yaitu China? Ataukah petinggi Sharp mengancam untuk menerima tawaran Hon Hai dengan maksud agar pemerintah Jepang menawar lebih tinggi?" tulis Forbes.
Sharp sebenarnya lebih diharapkan menerima tawaran INJC sehingga perusahaan itu tetap dikontrol pihak Jepang. INCJ pula yang mengusahakan Sharp mendapat dana talangan dari bank setempat, menandakan keseriusan pemerintah Jepang menyelamatkan Sharp.
Jika Foxconn sukses mengakusisi Sharp, ini adalah kejadian langka di mana perusahaan raksasa Jepang jatuh ke pihak asing. Namun meskipun gengsi Jepang mungkin ternoda, dinilai tetap ada dampak positifnya. Akuisisi Sharp oleh Foxconn bisa menumbuhkan investasi langsung dari luar negeri ke Jepang untuk merangsang perekonomian.
Dan sudah ada contoh bahwa campur tangan perusahaan asing ke perusahaan Jepang berdampak positif. Tahun 1999, Nissan yang sedang keteteran bermitra dengan Renault, perusahaan otomotif Prancis. Aliansi tersebut sukses membangkitkan Nissan.
(fyk/rns)