Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Lagi, Kabar Akuisisi Bikin Saham Twitter Melejit

Lagi, Kabar Akuisisi Bikin Saham Twitter Melejit


Rachmatunnisa - detikInet

Foto: GettyImages/Andrew Burton
Jakarta - Saham Twitter menguat setelah sebelumnya melemah, menyusul pengumuman mundurnya empat eksekutif pekan lalu. Sayangnya penguatan ini lagi-lagi dikarenakan kabar akuisisi.

Dilansir CNN Money, Selasa (2/2/2016), saham Twitter naik lebih dari 6%, dibuka dengan USD 17,89 per lembar saham, dan naik hingga USD 18,80 dalam perdagangan saham Senin (1/2/2016) pagi.

Moncernya performa saham Twitter ini bersumber dari kabar yang menyebutkan investor Marc Andreessen dan Silver Lake Partners telah mempertimbangkan kesepakatan untuk pengambialihan Twitter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belum diketahui apakah rumor ini hanya diskusi yang berlalu begitu saja, atau memang benar-benar ada rencana kesepakatan di sana. Silver Lake danΒ  Andreessen Horowitz dari Marc Andreessen tidak memberikan respons, sementara Twitter menolak memberikan komentar.

Meski kenaikan sahamnya sempat mengesankan para investor, secara keseluruhan, saham Twitter masih turun lebih dari 20% tahun ini, dan turun 30% di bawah harga IPO pada November 2013 sebesar USD 26.

Ini bukan pertama kalinya saham Twitter naik karena kabar akuisisi. Juli 2015 lalu, kabar serupa membuat harga saham Twitter melonjak signifikan. Sayangnya, gara-gara informasi tersebut Twitter jadi repot memberikan klarifikasi.

Hal ini bermula dari pemberitaan yang menyebutkan Twitter dijual seharga USD 31 miliar. Kabar tersebut dimuat oleh sebuah situs yang mencatut nama Bloomberg. Saham Twitter pun langsung melejit 8%.

Wajar jika publik tertipu dengan berita tersebut. Pasalnya, situs palsu itu sangat mirip dengan Bloomberg yang asli. Bahkan berita itu menggunakan nama salah satu reporter Blooomberg, Stephan Morris.

Alhasil, Bloomberg kelabakan meluruskan situasi ini. Twitter pun ikut repot memberikan klarifikasi. Kepada media, juru bicara Twitter mengatakan bahwa berita tersebut tidak benar dan ditulis oleh situs palsu yang mendompleng nama Bloomberg.

Tak ada asap jika tak ada api. Meruaknya berita palsu ini sepertinya sengaja dibuat orang tak bertanggung jawab di tengah kondisi Twitter yang sedang kurang baik.

Twitter tengah menjadi sorotan karena pertumbuhan penggunanya stagnan. Pekan lalu, Twitter mulai melakukan restrukturisasi yang hasilnya adalah empat orang eksekutif mundur dari jabatan. (rns/ash)
TAGS





Hide Ads