Menurut pendiri dan CEO Bukalapak Achmad Zaky, dalam sebuah perusahaan, terkadang hubungan bagian non technical dan software engineer menjadi kurang harmonis bila menyangkut permintaan data. Namun hal tersebut seharusnya tidak menjadi kendala untuk memajukan perusahaan.
Demikian diutarakan Zaky dalam diskusi Hypergrowth Through Data Science, Senin malam (23/11/2015). Dijelaskannya, bagian non technical sebaiknya belajar menggali dan memahami data. Terlebih, semua aspek di perusahaan harus menjadi data-driven.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata Zaky, untuk memahami data tidak perlu menjadi engineer. Tapi cukup mempelajari pemahaman soal data dan cara mengaksesnya, misalnya database. Selain itu kita dapat memanfaatkan sejumlah software yang memang dirancang untuk orang-orang di bagian non technical.
"Bila kita bisa mengakses data sendiri jadi tidak perlu ngerepotin software engineer lagi. Selain itu, kita pun dapat mengetahui data secara realtime hingga dapat memutuskan hal yang tepat," jelas bos Bukalapak.
Dalam kesempatan ini, CEO GNews Yopie Suryadi turut menyampaikan pengalamannya terkait data sains. Meski dirinya menjadi seorang founder yang berlatar belakang non techinical, Yopie sangat percaya dengan data.
Ia mengakui tidak jarang dirinya kurang nyambung dengan bagian software engginer. Tapi Yopie sendiri selalu menegaskan kepada jajarannya bahwa semua pergerakan harus tercatat.
Agar tidak melulu merepotkan software engineer-nya, Yopie mengaku kini tengah belajar soal database sehingga dapat bisa kapan pun mencari data yang diperlukannya.
"Data amat penting bagi saya. Meski melihatnya dari bird eye view, tapi untuk mengetahui perkembangan perusahaan. Jangan sampai mati di tengah jalan seperti banyak startup lain, karena jor-joran tanpa pegangan data sama sekali. Jadilah cerdik seperti kancil," pungkas Yopie.
(afr/ash)