Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Belanja Online Indonesia Masih Kalah dari Malaysia

Belanja Online Indonesia Masih Kalah dari Malaysia


Achmad Rouzni Noor II - detikInet

Emirsyah Satar (rou/detikINET)
Jakarta - Dengan jumlah penduduk 250 juta, e-commerce Indonesia baru menghasilkan USD 1,1 miliar. Bandingkan dengan Malaysia yang hanya punya 30 juta penduduk tapi sudah bisa membukukan bisnis e-commerce USD 1,7 miliar.

Data itu diungkap Emirsyah Satar, Chairman MatahariMall. Menurutnya, nilai bisnis e-commerce yang masih kecil ini justru bisa jadi berkah, karena artinya peluang pasar masih terbuka lebar.

"Kalau di China atau Brasil, e-commerce itu penggerak ekonomi. Bukan cuma penggerak ekonomi kecil saja, tapi ekonomi negara. Kita juga harus menuju ke sana," ujarnya di Potato Head Garage, SCBD, Jakarta, Rabu (9/9/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di antara ratusan pemain e-commerce yang ada, MatahariMall merupakan pemain baru. Meskipun baru tiga bulan ini terjun ke bisnis jual beli online, namun perusahaan milik grup Lippo berani jor-joran menginvestasikan USD 500 juta.

Dengan pengalaman berbisnis retail dan sumber daya milik induk perusahaan, MatahariMall yang mengusung konsep e-commerce B2B2C itu pun masih optimistis bisa memenangkan persaingan.

Itu sebabnya, kata Emirsyah, MatahariMall yang dipimpinnya berharap dalam waktu lima tahun ke depan bisa jadi e-commerce nomor satu di Indonesia. Targetnya tak main-main, perusahaan milik grup Lippo ini ingin sebesar Alibaba di China.

"Itu sebabnya, kami tak hanya ingin besar di Jakarta saja, tapi di seluruh Indonesia. Karena kita kan ingin jadi Alibaba. Kenapa Alibaba, karena mereka menggerakkan ekonomi China," pungkas mantan Dirut Garuda Indonesia ini.

(rou/rou)





Hide Ads