Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
'Si Penghancur Nokia Sudah Pergi'

'Si Penghancur Nokia Sudah Pergi'


Fino Yurio Kristo - detikInet

Stephen Elop (gettyimages)
Jakarta -

Stephen Elop sudah pergi dari jabatannya sebagai Executive Vice President of Microsoft Devices & Services. Sosoknya memang menjadi kontroversi, terutama karena banyak yang menganggapnya sebagai orang yang paling bertanggungjawab menghancurkan divisi ponsel Nokia.

"Stephen Elop keluar dari Microsoft. Melengkapi babak teraneh dalam sejarah panjang Nokia. Elop lama jadi eksekutif Microsoft sebelum menjadi CEO Nokia. Dia membuat memo bunuh diri agar Nokia beralih memakai Windows Phone, keteteran di pasar, menjatuhkan value perusahaan dan menjual semuanya ke rekan lamanya di Microsoft dengan harga diskon," tulis Nilay Patel dari The Verge.

Sekadar informasi, Stephen Elop menjadi CEO Nokia pada tahun 2010 dan langsung melakukan berbagai keputusan drastis. Di antaranya mematikan Symbian dan memilih memakai OS Windows Phone di lini smartphone Nokia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal kala itu, OS Android mulai mencapai popularitas sehingga pilihan Elop keukeuh menggunakan Windows Phone dipertanyakan. Beberapa pihak bahkan menilai Elop adalah orang suruhan Microsoft, tempat kerjanya semula, untuk melemahkan Nokia.

Tudingan bahwa Elop adalah penyusup kian kencang ketika akhirnya divisi ponsel Nokia dibeli Microsoft. Tapi Elop pernah membantah bahwa dia adalah 'kuda Trojan' yang sengaja dikirim Microsoft untuk menghancurkan Nokia.

"Kami tidak bisa melihat bagaimana caranya Symbian bisa dibawa pada level kompetitif melawan misalnya iPhone, yang diluncurkan tiga tahun sebelumnya," kata Elop mempertahankan keputusannya melenyapkan Symbian.

"Sedangkan mengenai isu Trojan horse itu, aku sungguh hanya bekerja untuk keuntungan para pemegang saham Nokia. Sebagai tambahan, seluruh keputusan bisnis dan strategi yang fundamental dilakukan dengan dukungan dan persetujuan dewan direksi Nokia," tambah dia.

Namun demikian, tidak semua pemegang saham Nokia terkesan dengan kepemimpinan Elop. Media di Finlandia pernah melaporkan bahwa beberapa pemegang saham Nokia menilai kepemimpinan Elop gagal total dan membawa Nokia pada kehancuran.

"Dengan berbagai standar pengukuran, Elop adalah salah satu CEO terburuk atau memang paling buruk. Elop adalah orang yang salah untuk memimpin Nokia. Ada orang lain yang seharusnya bisa menyelamatkan bisnis ponsel Nokia," kata Pekka NykΓ€nen and Merina Salminen, penulis buku Operation Elop.

"Elop gagal dalam upaya menyelamatkan Nokia. Dia membuat kesalahan monumental, tapi niatnya baik. Dia mengambil risiko masif dengan menaruh semua telur ke dalam satu keranjang," kata penulis. Risiko tersebut adalah dengan memilih memakai Windows Phone yang belum teruji ketimbang memakai Android.

Untung Besar

Pada saat Nokia dibeli Microsoft, Elop juga malah mendapat untung. Dia kabarnya mendapatkan bayaran lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya, nyaris menembus Rp 300 miliar.

Alasan utamanya karena nilai saham Nokia meningkat cukup tajam setelah pengumuman pembelian Nokia oleh Microsoft. Bayaran itu juga karena Elop setuju untuk turun jabatan sebagai CEO Nokia dan mengambil pekerjaan baru di Microsoft.

Nokia menyebutkan, atas perubahan tersebut dia berhak mendapat bayaran sebesar 18 bulan gaji dan bonus insentif senilai USD 5,7 juta. Dia juga mendapatkan bagian saham bernilai USD 19,7 juta. Secara keseluruhan, bayaran yang diterima pria berkacamata ini sekitar USD 25,4 juta.

Angka yang menggiurkan ini menimbulkan kontroversi, terutama reaksi kemarahan di negeri asal Nokia, Finlandia. Salah satunya, datang dari Menteri Ekonomi Finlandia Jan Vapaavuori.

"Saya sulit memahami manfaat bonus ini," ujarnya seperti dilansir surat kabar Finlandia kala itu. Pasalnya, Elop dinilai tak pantas mendapatkan bonus tinggi dari hasil menjual Nokia. Padahal seperti diketahui, Nokia adalah perusahaan yang boleh dibilang menjadi ikon rakyat Finlandia.

Tapi patut diketahui bahwa Nokia sebagai perusahaan masih ada, hanya divisi ponselnya saja yang dijual. Nokia kini fokus di bisnis infrastruktur telekomunikasi dan baru-baru ini setuju mengakuisisi Alcatel Lucent untuk memperkuat posisi melawan Ericsson dan Huawei.

(fyk/ash)





Hide Ads