Di era mobile seperti sekarang ini, pertumbuhan data sangatlah tinggi. Diperkirakan tahun 2020 mendatang, jumlah data yang akan bertumbuh mencapai 50 kali lipat. Teknologi penyimpanan berbasis cloud diklaim menjadi solusi yang tepat untuk menghadapi lonjakan data.
Sayangnya adobsi cloud di Indonesia tergolong lambat. Karena tidak memiliki wujud fisik, banyak perusahaan meragukan sisi keamanan cloud. Apalagi ditambah lagi persoalan infrastruktur, dalam hal ini koneksi data, yang tidak sengebut negara tetangga.
Ajit Nair, Managing Director EMC Indonesia, saat ditemui detikINET di kantornya memiliki pandangan sedikit berbeda. Menurutnya, faktor keamanan tetap menjadi perhatian. Hanya saja tidak lagi menjadi momok yang menakutkan bagi perusahaan di Indonesia dalam mengadopsi cloud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Layanan cloud, lanjut Ajit, memberikan keamanan yang sangat baik. Tidak hanya membentengi dengan firewall yang kuat, namun juga dibekali sistem analisis. "Tidak sekadar memproteksi, bila mana terjadi pembobolan, terdapat analisis untuk mengetahui penyebab dan cara penanggulangannya," ujarnya.
Terkait masalah infrastruktur, Ajit mengatakan kondisi sekarang jauh lebih baik, terlebih soal koneksi data. Ia melihat para provider telekomunikasi tanah air tengah meng-upgrade layanan ke 4G LTE, kondisi tersebut menjadi sebuah peluang. "Beberapa tahun lalu, saat melakukan telepon dari komputer bisa 10 kali terputus. Sekarang tidak pernah," Ajit menandaskan.
(ash/ash)