Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS) Hewlett-Packard (HP) memiliki sebuah program yang menyempurnakan solusi big data dalam menyediakan sistem deteksi awal yang belum pernah dibuat sebelumnya bagi spesies yang terancam punah di hutan tropis dunia. Program ini bernama HP Earth Insights.
Inisiatif ini menggunakan teknologi HP pada riset yang sedang dilaksanakan oleh Conservation International (CI), sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bertujuan untuk melindungi alam bagi manusia, tumbuhan, dan hewan, serta menciptakan planet yang sehat dan produktif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
HP menganalisis data dalam jumlah yang besar dan bervariasi untuk membantu menghadapi tantangan-tantangan paling kompleks dunia di semua industri, sektor dan organisasi.
Dalam proyek ini, HP mengumpulkan, mengelola dan menganalisis jutaan input dari sensor iklim serta perangkap kamera yang terkait dengan spesies, vegetasi, curah hujan, suhu, cadangan karbon, kelembapan, radiasi sinar matahari, dan masih banyak lagi.
Hingga bulan Februari 2014, proyek ini sedang mengelola sejumlah besar data yang terus bertambah, termasuk: 3 terabyte informasi mengenai keanekaragaman hayati, lebih dari 1,6 juta foto, lebih dari 4 juta pengukuran iklim.
Solusi HP dapat menganalisis data sembilan kali lebih cepat dari sebelumnya, menghasilkan tren spesies dan laporan mengenai dampak terhadap iklim, manusia dan penggunaan lahan di 16 situs riset untuk lebih dari 275 spesies dalam waktu 30 jam.
HP Earth Insights memungkinkan perlindungan ratusan spesies yang terancam punah dengan menciptakan sistem deteksi awal yang belum pernah dibuat sebelumnya.
Temuan awal menunjukkan bahwa dari 275 spesies yang dipantau, 60 spesies atau 22% mengalami penurunan populasi secara signifikan atau akan mengalami penurunan populasi dibandingkan dengan jumlah awalnya.
Temuan lain mengindikasikan 33 spesies yang sedang dipantau atau 12% telah sangat berkurang jumlahnya, termasuk beruang madu dan babi hutan yang dapat ditemukan di Hutan Lindung Pasoh Malaysia, agile mangabey yang hidup di Taman Nasional NouabalΓ©-Ndoki di Republik Kongo, dan grison besar di Yasuni Ekuador.
Spesies-spesies berikut mungkin mengalami penurunan: landak berbulu dan musang bertopeng yang dapat ditemukan di Hutan Lindung Pasoh Malaysia, tamandua utara yang tinggal di VolcΓ n Barva Kosta Rika, tikus pohon besar di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Indonesia, dan luwak belang, tikus gajah empat jari, dan tikus gajah kotak-kotak di Taman Nasional Udzungwa Mountain Tanzania.
Hasil temuan akan dibagikan kepada pengelola hutan lindung dan pejabat publik lainnya sehingga mereka dapat mengambil tindakan untuk melindungi spesies yang terancam punah tersebut dan menyusun kebijakan untuk menangani penyebab ancaman dalam ekosistem.
(ang/ash)