Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Nintendo Anjlok, Satoru Iwata Bawa Bencana?

Nintendo Anjlok, Satoru Iwata Bawa Bencana?


- detikInet

Satoru Iwata (Getty Images)
Jakarta - Kendati sudah jelas bahwa smartphone menjadi ancaman serius bagi Nintendo, namun Satoru Iwata selaku orang nomor satu di perusahaan konsol game itu tetap keras kepala. Hasilnya, bisa dilihat sendiri dari kerugian dalam tiga tahun terakhir.

Sejak tahun 2012, laporan kuartal fiskal keempat Nintendo mencetak kerugiaan USD 533 juta. Saat itu ada dua masalah yang harus dihadapi oleh perusahaan tersebut, penjualan Wii melemah di tengah penguatan Yen dan kehadiran ponsel cerdas dalam ekosistem game.

Ponsel di game, sebut saja iPhone dan Android telah membentuk suatu ekosistem bagi game portable. Kecanggihan hardware membuat pengembang game berbondong-bondong membawa karyanya ke smartphone.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati sudah jelas bahwa smartphone menjadi ancaman, Satoru tidak mau mengakui bahwa smartphone adalah ancaman bisnisnya. Saat itu, ia dalam posisi Presiden Direktur Nintendo mengatakan, perusahaannya belajar dari kesalahan saat perilisan 3DS dan tak akan mengulanginya lagi untuk peluncuran Wii U nanti.

Sayangnya hal tersebut tidak terjadi. Wii U, yang merupakan konsep baru dalam bermain Wii justru mengalami kegagalan. Penjualannya terus merugi, bahkan hingga laporan fiscal terbaru di 2014.

Saat meluncurkan 3DS, Iwata antara jemawa dan keras kepala. Dia masih enggan membuat smartphone seperti Sony atau setidaknya melepas game legendaris Mario Bros dan Zelda ke platform mobile layaknya Sega.

Alhasil, ketimbang mengembangkan sebuah ponsel dengan kemampuan memainkan game, Nintendo malah memilih untuk terus mengembangkan fitur dalam 3DS. Misalnya, dengan memasukkan voice chat dalam game, dan dukungan e-Book.

Dalam wawancaranya dengan Bloomberg, belum lama ini, Iwata masih bertahan pada keputusannya untuk tidak membawa Mario Bros, Donkey Kong atau Zelda ke perangkat yang lebih kecil.

"Pasar smartphone mungkin lebih kompetitif dibandingkan bisnis konsol. Tapi kami telah memiliki bisnis konsol selama 30 tahun , dan saya tidak berpikir kita hanya dapat mentransfer ke model smartphone," kata Iwata.

Selain itu, Iwata mengatakan ia belum melihat contoh permainan konsol pindah ke smartphone dan menghasilkan puluhan atau ratusan miliar yen selama jangka waktu tertentu.

"Permainan kami seperti Mario dan Zelda dirancang untuk mesin permainan kami jadi jika kita mentransfernya ke smartphone seperti mereka, pelanggan tidak akan puas , " kata Iwata .

"Jika pelanggan tidak puas dengan pengalaman , hal itu akan menurunkan nilai dari konten kami," tambahnya.

Memang, Iwata mengakui bahwa smartphone melonjak dalam popularitas sebagai perangkat game , tetapi dia juga meyakini bahwa konsol game portabel tradisional akan mati.

"Keuntungan jangka pendek tidak akan membuat Nintendo melepaskan lisesnsi, karena tidak sebanding dengan resiko yang merugikan kebijakan lamanya,” sebutnya.

Entah sampai kapan Iwata akan keras kepala yang membuatnya alergi untuk membawa Mario ke ponsel cerdas. Sehingga Nintendo hingga tahun ketiganya masih mendantangkan bencana dari sisi laporan keuangan dan lesunya penjualan Wii U.

(tyo/rns)





Hide Ads