Kesepakatan ini terungkap dalam laporan yang diterima otoritas bursa di Hong Kong, seperti detikINET kutip dari Reuters, Minggu (9/2/2014). Google dilaporkan akan memiliki 618,3 juta lembar saham Lenovo senilai USD 750 juta, atau USD 1.213 per lembar.
Dengan demikian, Motorola yang disepakati terjual dengan harga USD 2,91 miliar hanya akan dibayar USD 600 juta dalam bentuk tunai oleh Lenovo. Sisanya, selain saham senilai USD 750 juta, Google juga akan dibayar dengan surat utang senilai USD 1,5 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walau divisi ponselnya dicaplok, Google ternyata tidak melepas 17 ribu paten yang dimiliki Motorola. Google juga masih akan memiliki divisi penelitian Motorola, Advanced Technology and Projects. Sedangkan Lenovo akan memiliki lisensi penggunaan teknologi yang dikembangkan.
"Memiliki portofolio produk yang inovatif dan tim global yang sangat berbakat seperti ini akan menjadikan Lenovo pesaing global yang kuat di arena smartphone," kata CEO Lenovo, Yang Yuanqing.
Lembaga riset Strategy Analytics menghitung jika pangsa pasar Lenovo dan Motorola digabung, keduanya bisa menjadi salah satu pemain besar di industri smartphone saat ini. Lenovo mengirimkan 45,5 juta unit smartphone pada kuartal keempat 2013 lalu dengan pangsa pasar 4,6%.
Sementara pangsa pasar Motorola tidak sampai 1,4%. Jika pangsa pasar Lenovo dan Motorola digabung akan membuat keduanya memiliki pangsa pasar sekitar 6%. Penguasaan pangsa pasar sebesar itu melewati Huawei dengan 50,4 juta unit dan LG dengan 47,6 juta pengiriman di kuartal keempat 2013.
CEO Google Larry Page menjelaskan, Motorola dilepas setelah 19 bulan belakangan berhasil mendongkrak ekosistem Android dan meningkatkan portofolio paten Google.
Menurutnya, persaingan di pasar smartphone sangat ketat, sehingga dibutuhkan rekanan pembuat perangkat mobile yang akan sangat membantu upayanya dalam bertahan hidup. "Itu mengapa kami percaya Motorola akan lebih baik di bawah Lenovo," jelasnya.
Sementara analis mobile Jack Gold dari J Gold & Associates mengatakan Google berani mengambil keputusan melepas Motorola karena sudah mendapatkan apa yang mereka kehendaki, yaitu paten, tim insinyur, dan informasi mengenai pasar perangkat keras.
"Mereka keluar dari bisnis yang memang tidak menghasilkan untung dan bisa berkonsentrasi tanpa harus repot mengurus produsen perangkat keras," pungkas Gold.
(rou/tyo)