Dalam sebuah jurnal yang dirilis European Federation of Internal Medicine, disebutkan faktor usia lanjut, masalah imunitas, dan kesulitan pernapasan, merupakan faktor yang paling sering ditemukan pada kasus kematian pengidap COVID-19. Oleh sebab itu, pasien COVID-19 dengan gejala serius memerlukan perawatan intensif.
Selain membutuhkan banyak ruang perawatan, termasuk ruang isolasi bagi pasien, rumah sakit juga memerlukan alat bantu pernapasan atau ventilator untuk merawat pasien yang mengalami gagal pernapasan. Keterbatasan unit ventilator akan menyulitkan rumah sakit dalam penanganan pasien COVID-19.
Masalahnya, harga ventilator terbilang sangat mahal, sehingga tak semua fasilitas kesehatan memiliki peralatan ini. Saat jumlah pasien yang membutuhkan ventilator melonjak signifikan, rumah sakit kewalahan untuk menyediakan alat bantu pernapasan. Hal itu meningkatkan risiko kematian pada pasien bergejala berat.
Melihat hambatan yang merintangi penanganan COVID-19 itu, tim dari Universitas Gunadarma tergerak untuk membuat sebuah alat ventilator yang mudah digunakan, dan dapat diperoleh dengan biaya yang sangat terjangkau. Tim bernama 'Robotic Universitas Gunadarma' mulai bergerak dengan merencanakan dan merancang ventilator yang mereka beri nama Robovent sejak awal pandemi di Indonesia.
![]() |
Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Prof. Dr. Adang Suhendra yang turut ambil bagian dalam inisiasi pembuatan robot ventilator Gunadarma menjelaskan, teknologi Robovent diturunkan untuk membuat beberapa produk turunannya.
"Awalnya, tahun lalu di bulan Maret April, ketika COVID-19 ini mulai menyebar di Indonesia, kami membangun dan mendesain sebuah produk ventilator bernama Robovent. Nah dari teknologi dari Robovent tersebut, kami turunkan beberapa produk lainnya. Pertama yaitu Roboflow yaitu untuk High Flow Nasal, kemudian Robomet sebagai alat generik oksigen. Di sini kita juga sediakan Robohelm, kemudian ada juga pendeteksi suhu. Jadi, perangkat-perangkat itu kita kembangkan untuk fokus membantu medis dan pasien-pasien," ujarnya.
Setelah lolos uji oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta, alat-alat bantu kesehatan hasil karya tim robotic Universitas Gunadarma diproduksi massal, bekerja sama dengan PT. Inti Inovasi Teknologi sebagai mitra industri. Adanya dukungan dari Kemenristek Green membuat alat bantu kesehatan produksi Universitas Gunadarma dipercaya untuk digunakan di sejumlah Rumah Sakit di Indonesia.
![]() |
Selain membuat alat bantu pernapasan, tim Robotic Universitas Gunadarma juga mengembangkan perangkat lain bernama Powered Air Purifying Respirator (PAPR). Alat ini difungsikan sebagai pelengkap alat pelindung diri (APD). PAPR yang merupakan hasil dari modifikasi masker memiliki saluran inspirasi dan ekspirasi juga dilengkapi sensor pendeteksi tekanan udara.
PAPR dapat memberikan asupan udara yang dapat disesuaikan dengan ritme pernapasan pemakainya. Selain itu, perangkat ini juga aman dari virus dan bakteri.
Rektor Gunadarma, Prof. Dr. E.S. Margianti menyampaikan beragam upaya dan inovasi yang terus dilakukan oleh tim-tim Gunadarma, merupakan bentuk dukungan dan keinginan untuk terlibat dalam penanganan pandemi COVID-19. Selain itu, langkah tersebut merupakan bentuk dari pengabdian Universitas Gunadarma terhadap masyarakat.
Keberadaan Rovovent, Roboflow, Robohelm, dan alat-alat kesehatan lain yang diproduksi lokal membuat industri medis Indonesia tidak perlu lagi menggunakan produk impor dengan harga jauh lebih mahal.
Dosen kedokteran Gunadarma dr. Julius. SpAn,KIC, mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Gunadarma melalui tim Robotic. Menurut dr. Julius, kapasitas ruang intensive care unit (ICU) dan ventilator di rumah sakit jumlahnya sangat terbatas. Ia menyebut ICU merupakan investasi yang membutuhkan biaya cukup besar.
"Mulai dari alat, ruangan, juga dari tenaga medisnya. Karena perawat-perawat yang bertugas di ruang ICU, harus dibekali pelatihan-pelatihan khusus. Jadi tidak bisa sembarangan," ungkap dr. Julius.
Ia mengungkapkan alat-alat inovasi dari tim Robotic Universitas Gunadarma memungkinkan perawat untuk menangani pasien tanpa harus dibawa ke ruang ICU. Hal itu akan mempercepat penanganan, sehingga pasien dapat mendapatkan pertolongan dengan segera.
"Ada beberapa alat yang sebenarnya bisa dipakai di ruangan. Misal pasien yang harus masuk ke ruangan ICU, tapi dengan Roboflow untuk High Flow Nasal, membuat pasien jadi bisa menggunakan ruangan biasa tanpa harus ICU. Begitu juga dengan Robohelm yang dirancang agar mampu digunakan dengan oksigen flow yang dimiliki rumah sakit. Nantinya ini akan sangat-sangat membantu penanganan pasien dan juga memudahkan tim medis," Imbuhnya.
![]() |
Sebagai informasi, ada 3 fakultas yang terlibat dalam riset dan pengembangan Robovent dan alat kesehatan lainnya. Pertama Fakultas Teknologi Industri, kemudian Fakultas Kedokteran, dan ketiga Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi.
Pelibatan ketiga fakultas tersebut untuk berkolaborasi membuat karya yang bermanfaat bagi bangsa, Gunadarma semakin dipercaya akan mampu menghasilkan lulusan-lulusan terbaik yang siap berinovasi, berkarya, dan berkontribusi untuk bangsa dan masyarakat.
Pencapaian Universitas Gunadarma dalam bidang teknologi juga tidak perlu diragukan lagi. Dengan berbagai prestasi, inovasi yang berdampak langsung terhadap masyarakat, Universitas Gunadarma tentu patut dikatakan sebagai salah satu universitas swasta terbaik di bidang teknologi.
Jadi Masih bingung mau kuliah di mana? Langsung saja daftarkan diri ke Universitas Gunadarma sebelum kuotanya habis! Klik tautan berikut ini untuk info lebih lanjut. (adv/adv)