5 Situs yang Kena Dampak COVID-19, Ada yang Naik dan Anjlok
Hide Ads

5 Situs yang Kena Dampak COVID-19, Ada yang Naik dan Anjlok

Rachmatunnisa - detikInet
Senin, 18 Mei 2020 14:39 WIB
ilustrasi komputer
5 Situs yang Kena Dampak COVID-19, Ada yang Naik dan Anjlok. (Foto: Unsplash)
Jakarta -

Pandemi COVID-19 di Indonesia ikut mengubah perilaku netizen. Hal ini terlihat dari traffic ke sejumlah jenis situs selama masa pandemi. Banyak yang melonjak, ada juga yang anjlok.

Marketplace asuransi Lifepal.co.id, melakukan riset data traffic terhadap sejumlah situs penyedia jasa dengan kategori industri travel, belanja online, kesehatan, media pemberitaan, dan lowongan pekerjaan.

Dalam riset ini, Lifepal melakukan riset data traffic dari platform pemeringkat situs, Similarweb. Mereka mengambil tiga hingga lima situs teratas di setiap kategori industri sebagai sampel riset.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasilnya, traffic bervariasi antara satu kategori industri dengan kategori industri lainnya. Ada yang menunjukkan tren kenaikan, dan sebaliknya ada pula yang menunjukkan tren penurunan. Simak penjelasannya secara rinci berikut ini.

riset

1. Situs travel dan hotel kehilangan pengunjung

ADVERTISEMENT

Sejalan dengan menurunnya mobilitas masyarakat akibat pandemi, situs-situs penyedia jasa penjualan tiket transportasi dan pemesanan hotel pun menurun.

Ada tiga situs ticketing terbesar yang dijadikan sampel, yakni Traveloka.com, Tiket.com, dan PegiPegi.com. Penurunan total traffic ke tiga situs tersebut sudah terjadi sejak Januari 2020.

Jika dibandingkan dengan puncak traffic pada Desember 2019, traffic di bulan April 2020 telah berkurang lebih dari 70%. Tren ini dikhawatirkan masih akan terus menurun dengan pembatasan mudik oleh pemerintah.

riset

2. Situs belanja online cenderung stabil dan sedikit menurun

Situasi pandemi membuat makin banyak orang memilih berbelanja berbagai keperluan dari rumah menggunakan aplikasi belanja online.

Namun, data menunjukkan traffic-nya ke situs-situs belanja online cenderung stabil dan justru menunjukkan tren sedikit turun. Item yang dibeli pengunjung pun bukan lagi fashion, melainkan produk-produk kesehatan, keperluan rumah tangga, makanan dan minuman, serta hobi.

Pada April 2020, lima situs yang dijadikan sampel yakni Tokopedia.com, Shopee.co.id, Bukalapak.com, Lazada.co.id, dan Blibli.com, meraup total 236 juta kunjungan.

Namun, traffic di bulan tersebut tidak lebih tinggi dari traffic total mereka di bulan Desember yang mencapai 258 juta kunjungan.

riset

3. Situs kesehatan mendulang traffic

Tren kenaikan jumlah pengunjung juga ditunjukkan oleh situs-situs kesehatan. Lima situs yang dijadikan sampel, yakni Alodokter.com, DokterSehat.com, KlikDokter.com, Halodoc.com, HelloSehat.com, dan SehatQ.com, memperlihatkan grafik kunjungan yang meningkat.

Puncak kunjungan terlihat pada bulan Maret, tepat pada saat ditemukannya kasus positif COVID-19 pertama di Indonesia. Total traffic kelima situs tersebut mencapai 141 juta kunjungan, atau melonjak 19% dari bulan sebelumnya.

Untuk diketahui, situs-situs yang dijadikan sampel menawarkan beragam jasa, dari jasa konsultasi dokter via online, pemesanan obat-obatan, penebusan resep dan pengiriman obat, hingga artikel-artikel kesehatan.

Hal ini menunjukkan minat dan kebutuhan masyarakat akan layanan-layanan tersebut memang meningkat di masa pandemi.

riset

Namun, pada April, bukan peningkatan yang terjadi. Kunjungan ke lima situs kesehatan tersebut justru menurun 14 juta traffic atau 10% dari traffic bulan Maret.

Penurunan diduga terjadi karena animo masyarakat untuk mencari informasi soal COVID-19 di internet juga sudah menurun pada April.

Pantauan Lifepal di Google Trends, istilah-istilah pencarian terkait topik virus ini memang menurun. Contohnya saja, volume pencarian istilah 'corona' hanya memuncak di bulan Maret.

riset

4. Media online kebanjiran traffic

Kebutuhan masyarakat akan berita juga meningkat secara signifikan di masa pandemi. Terbukti, lima sampel situs berita terpopuler yakni Detik.com, Tribunnews.com, Kompas.com, Liputan6.com, dan Suara.com yang dianalisis Lifepal menunjukkan tren meningkat.

Pada Maret, data menunjukkan kenaikan total traffic yang signifikan pada kelima situs tersebut, yakni menyentuh angka 748 juta kunjungan. Angka tersebut meningkat 22% dari total traffic di bulan Februari.

riset

5. Situs lowongan kerja sepi peminat

Puluhan ribu perusahaan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan merumahkan karyawan karena situasi pandemi.

Hingga 12 Mei, Kementerian Tenaga Kerja mencatat ada 1.722.958 orang yang terdampak, dengan perincian 316.000 pekerja sektor formal mengalami PHK, 375.165 pekerja sektor informal terdampak, dan sisanya adalah karyawan yang dirumahkan.

Logika sederhana membawa kita pada dugaan bahwa semakin banyak orang yang membutuhkan pekerjaan, maka semakin tinggi pula minat orang untuk mencari kerja di sumber-sumber informasi lowongan pekerjaan. Situs-situs lowongan pekerjaan adalah sumber yang dapat memberikan informasi semacam itu.

Namun data menunjukkan, kunjungan ke lima situs lowongan pekerjaan yang dijadikan sampel, yakni Indeed.com, Jobstreet.co.id, JobsDB.co.id, Urbanhire.com, dan Karir.com, justru menurun. Bahkan, penurunannya sudah terjadi sejak Februari dan terus menurun hingga April.

Diduga, kondisi perekonomian yang tak menentu membuat orang ragu untuk mencari pekerjaan baru. Di sisi lain, tingginya angka pekerja yang terdampak COVID-19 tidak lantas membuat kunjungan ke situs pencarian kerja meningkat, melihat lebih besarnya jumlah karyawan yang dirumahkan ketimbang yang mengalami PHK.

*) Artikel ini berdasarkan riset Lifepal 'Efek Covid-19 pada Traffic Situs Berita, Pekerjaan, Belanja, Kesehatan, dan Travel'.