Reblood, demikian nama aplikasi yang diciptakannya tersebut, membantu masyarakat untuk melakukan donor darah secara rutin, dengan memberikan reminder secara berkala dan memudahkan pendonor untuk mendonorkan darah di mana saja dan kapan saja melalui daftar event donor yang selalu di-update.
"Tujuan aplikasi ini adalah menyediakan solusi untuk meningkatkan kesadaran dan mempromosikan donor darah untuk menolong lebih banyak hidup orang lain," tutur Leonika, ditemui detikINET beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan Leonika, Reblood dilatarbelakangi fakta bahwa Indonesia kekurangan 1 juta kantong darah setiap tahunnya. Hal ini menggerakkan Leonika menjawab permasalahan tersebut dengan mendirikan Reblood pada Januari 2015.
"Donor darah sekarang, untuk masa depan seseorang," demikian tagline yang dimiliki Reblood.
Bukan kalimat yang berlebihan, karena Reblood berusaha meyakinkan setiap pendonor bahwa lima orang di Indonesia sedang sekarat menunggu datangnya tranfusi darah. Ini semua tentu butuh proses dan perjuangan yang tak mudah.
![]() |
Bonus Dilirik Forbes
Menekuni apa yang dilakukannya di Reblood membuat Leonika semangat membantu lebih banyak orang mendapatkan transfusi darah. Bonusnya, sepak terjangnya ini dilirik Forbes yang memasukkannya dalam daftar 'Forbes 30 Under 30 Asia' .
Menurut Forbes, gadis asal Surabaya ini merupakan salah satu anak muda dengan potensi paling menjanjikan di Asia. Nama-nama yang muncul adalah orang-orang terpilih dari berbagai kategori: Entertainment & Sports, The Arts, Media, Marketing & Advertising, Retail & Ecommerce, Finance & Venture Capital, Enterprise Tech, Consumer Tech, Social Entrepreneurs, Manufacturing & Energy serta yang terakhir Healtcare & Science.
Perasaan campur aduk tentu saja hinggap di hati Leo saat tahu namanya dipilih oleh Forbes. Leonika sendiri mewakili kategori Healthcare & Science sebagai wakil dari Indonesia.
"Senang, tapi sebenarnya tidak menyangka bisa masuk list tersebut yang bukan sembarangan orang bisa masuk. Tapi di sisi lain, hal ini menjadi pemacu semangat tim kami untuk lebih bekerja keras dan memberikan yang terbaik," ujar kelahiran 18 Agustus 1993 ini.
Jurus Hacker, Hipster, Hustler
Di usianya yang baru 23 tahun, Leonika kini berstatus sebagai pendiri dan CEO Reblood. Selain sibuk dengan startup-nya, Leonika sering menjadi pembicara untuk berbagi pengalaman membangun startup.
Dikatakannya, dalam membangun sebuah startup, harus ada tiga jenis orang dengan karakter utama di dalamnya. Ketiganya akan menjadi pondasi kuat bagi tim startup tersebut.
"Hacker, hipster, hustler. Harus ada yang ngerti teknis, desain, sama ngejalanin bisnisnya," sebut Leonika.
Tak kalah penting, sifat tahan banting perlu dimiliki setiap anggota tim startup. Menurut Leonika, dalam perjalanannya, sebuah startup akan diwarnai cerita jatuh bangun.
"Ibarat bola kalau dilempar bukannya pecah, tapi memantul lebih tinggi. Intinya resilient atau tahan banting itu penting. Nekat juga perlu, tapi jangan nekat yang bodoh. Kala di depan jurang ya jangan dilewatin. Nekat in a good way," saran Leonika. (rns/fyk)